Cleopatra: Ambisi Kekuasaan, Inses Mematikan di Sejarah Mesir Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 16 Februari 2024 | 09:00 WIB
Dalam sejarah Mesir kuno, Cleopatra VII adalah firaun terakhir dari Ptolemies. (Public domain)

 

Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah Mesir kuno, Cleopatra VII adalah firaun terakhir dari Ptolemies, sebuah dinasti Yunani Makedonia yang memerintah Mesir selama hampir tiga abad.

Dikenal saat ini hanya sebagai Cleopatra, dia adalah seorang politisi strategis yang menggunakan hubungan kekeluargaan dan romantis untuk memperkuat posisinya sebagai ratu. 

Hal ini termasuk memiliki anak dari seorang diktator, menikahi saudara-saudaranya, membunuh saudara-saudaranya, dan mengangkat anak laki-lakinya yang masih balita sebagai wakil pemimpin.

Persaingan Saudara Cleopatra, Inses yang Mematikan 

Cleopatra lahir sekitar tahun 70 atau 69 SM di Alexandria, Mesir dari pasangan Raja Ptolemy XII.

Pada masa kecil Cleopatra, saingannya mengusir ayah Cleopatra dari Mesir dan menggantikannya dengan kakak perempuannya, Berenice IV.

Cleopatra muda melakukan perjalanan bersama ayahnya ke Roma, di mana ia memperoleh dukungan untuk merebut kembali takhta.

Dengan menggunakan dukungan ini, dia menggulingkan dan membunuh putrinya Berenice.

Pada tahun 52 SM, ia mengangkat Cleopatra sebagai wakilnya, dan mereka memerintah bersama hingga kematiannya setahun kemudian.

Setelah kematian ayahnya pada tahun 51 SM, Cleopatra dan saudara laki-lakinya Ptolemeus XIII, yang berusia sekitar 10 tahun, menjadi rekan penguasa Mesir.

Hal ini mencerminkan keinginan ayah mereka. Seperti kebiasaan politik pada saat itu, kemungkinan besar kedua bersaudara tersebut menikah. 

Namun tak lama kemudian, rekan penguasanya yang masih muda mengusirnya dari Mesir.