Takut mati dan berpegang teguh pada kehidupan, tak satu pun dari rakyatnya mengajukan diri.
Selanjutnya, Admetus meminta bantuan kepada orang tuanya yang sudah menua, namun mereka pun enggan untuk menyerahkan sisa umur mereka.
Admetus telah kehilangan semua harapan, ketika istrinya melangkah maju dan menawarkan nyawanya untuk ditukar dengan nyawanya.
Semua penyakit berpindah ke ratunya dan saat ia terbaring sekarat, Admetus diliputi kesedihan.
Di saat kondisinya yang sangat lemah, terdengar sorak-sorai rakyatnya dari kejauhan. Ternyata pahlawan Hercules telah berkunjung ke istananya. Hercules pun melihat bahwa tuan rumahnya sedang mengalami masalah.
Ketika dia bertanya kepada Admetus apa yang terjadi, Admetus menceritakan seluruhnya kepada sang pahlawan. Saat itulah Hercules berjanji untuk membantu Admetus menghadapi kematian.
Malam pun tiba dan Hercules duduk di samping tempat tidur sang ratu sambil menunggu kedatangan Thanatos. Akhirnya, dia melihat dewa kematian itu muncul dari bayang-bayang. Hercules segera berdiri menghalangi jalannya.
Hercules menantang Thanatos untuk berduel. Jika Thanatos menang, maka dia dipersilahkan untuk mengambil nyawa sang ratu, begitu pula sebaliknya. Mereka pun sepakat.
Meskipun Thanatos sangat kuat, terlihat jelas bahwa ia bukanlah tandingan Hercules yang keluar sebagai pemenang. Ratu pun berhasil diselamatkan.
Masih terdapat beberapa kisah lainya yang membicarakan Thanatos. Namun jumlahnya tidak banyak, dibanding dewa-dewi Yunani Kuno lainya.
“Thanatos memiliki peran utama dalam siklus kehidupan dan kematian mitologi Yunani, namun, karena orang Yunani takut akan kematian, mereka tidak secara terbuka menulis atau membicarakannya,” jelas Khadija.
Hal inilah yang menjelaskan mengapa hanya ada sedikit kisah tentang Thanatos sebagai personifikasi kematian.