Misteri Hilangnya Negeri Punt, 'Tanah Dewa' Sejarah Mesir Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 1 Maret 2024 | 09:00 WIB
Tanah kuno Punt adalah negeri yang kaya namun lokasinya masih menjadi misteri dalam sejarah Mesir kuno. (History skills)

Emas dari Punt sangat penting untuk digunakan dalam perhiasan, artefak keagamaan, dan sebagai simbol kekayaan dan kekuasaan.

Kayu eboni dan gading, yang diperoleh langsung dari Punt atau melalui jaringan perdagangan perantara, digunakan dalam pembuatan furnitur mewah dan barang-barang dekoratif.

Ekspedisi ke Punt disponsori oleh negara, sering kali dilakukan oleh para firaun sendiri, yang menyoroti pentingnya perdagangan ini dalam strategi politik dan ekonomi negara Mesir.

Barang-barang yang diimpor dari Punt berperan dalam upacara keagamaan dan digunakan untuk menghiasi kuil dan makam, sehingga mengintegrasikan Punt ke dalam kehidupan spiritual dan budaya Mesir.

Selain itu, perdagangan dengan Punt menunjukkan kecanggihan teknologi dan navigasi maritim kuno.

Ekspedisi ke Punt dalam Catatan Sejarah Mesir Kuno

Ekspedisi paling awal yang tercatat berasal dari masa pemerintahan Firaun Sahure, sekitar tahun 2480 SM, pada periode Kerajaan Lama.

Namun, catatan ekspedisi ke Punt yang paling detail dan terkenal berasal dari Kerajaan Baru, khususnya pada masa pemerintahan Ratu Hatshepsut. 

Ekspedisi Ratu Hatshepsut ke Punt berlangsung sekitar tahun 1490 SM.  Ini merupakan ekspedisi yang paling terdokumentasi dalam sejarah Mesir kuno.

Ratu memerintahkan perjalanan ini untuk mendapatkan kemewahan dari Punt, yang tidak hanya berharga dalam perdagangan tetapi juga penting untuk ritual keagamaan.

Kuil Deir el-Bahri, dengan reliefnya yang rumit, menjadi kronik visual perjalanan ini. 

Ekspedisi penting lainnya termasuk ekspedisi yang ditugaskan oleh Firaun Senusret I dan Amenemhat II selama periode Kerajaan Tengah.