Commodus Kekaisaran Romawi, Obsesi Jadi Dewa dan Tarung Gladiator

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 17 Maret 2024 | 11:45 WIB
Kaisar Commodus memimpin Kekaisaran Romawi dengan penuh kontroversi, salah satunya 'gila' tarung gladiator. (Corbis/ Getty Images)

Meskipun masyarakat sempat merasa terhibur dengan tersedianya makanan dan hiburan, permasalahan mendasar seperti kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial masih tetap ada, bahkan semakin memburuk.

Pada masa pemerintahan Commodus, prestise Senat dan lembaga-lembaga tradisional Romawi menurun, karena kecenderungan otokratis kaisar meminggirkan badan-badan ini demi bentuk pemerintahan yang lebih terpusat dan personalistik.

Tidak seperti Aurelius, yang filosofi Stoanya sangat memengaruhi kepemimpinan dan kebijakannya, Commodus tidak begitu tertarik pada Stoicisme atau prinsip-prinsip kebajikan, pengendalian diri, dan kewajiban.

Sebaliknya, tindakan dan keyakinannya mencerminkan pendekatan yang lebih pribadi dan istimewa terhadap agama dan filsafat, pendekatan yang menekankan keilahiannya sendiri dan pemujaan terhadap kepribadian.

Obsesi Menjadi Dewa

Commodus secara aktif mempromosikan citranya sebagai dewa yang hidup, menyelaraskan dirinya dengan Hercules dan mengadopsi atribut dewa tersebut sebagai miliknya.

Pendewaan diri ini bukan sekedar masalah kesombongan pribadi; ini adalah strategi yang disengaja untuk mengamankan pemerintahannya dengan memanfaatkan struktur agama dan budaya masyarakat Romawi.

Penggambaran Commodus tentang dirinya sebagai inkarnasi Hercules, penuh dengan penggambaran pada koin dan patung, dimaksudkan untuk membangkitkan kekuatan, perlindungan, dan kebaikan para dewa.

Pendekatan terhadap agama ini sangat kontras dengan praktik keagamaan kaisar-kaisar sebelumnya yang lebih tradisional dan konservatif, termasuk pengekangan filosofis yang ditunjukkan oleh Marcus Aurelius.

Disonansi antara perilaku kaisar dan norma-norma yang diharapkan dari perilaku keagamaan dan filosofis berkontribusi pada rasa kerusakan moral dan sosial, sehingga melemahkan otoritas moral kantor kekaisaran.

Pemerintahannya menyoroti tantangan dalam mempertahankan masyarakat yang kohesif dan stabil dalam menghadapi perubahan cita-cita agama dan filosofi, terutama ketika perubahan tersebut didorong oleh agenda pribadi seorang kaisar. 

Kematian Commodus Kekaisaran Romawi Kuno