Nationalgeographic.co.id–Turhan Hatice Sultan adalah salah satu wanita paling berkuasa di Kekaisaran Ottoman. Dia merupakan seorang tawanan yang kemudian menjadi selir favorit Sultan Ibrahim.
Dia dikenal ambisius dan sempat terlibat perebutan kekuasaan selama tiga tahun dengan Kosem Sultan, yang akhirnya dia bunuh. Namun, ketika ia menjadi ibu suri, ia dikenal karena kesalehan dan proyek-proyek pembangunannya.
Dari Tawanan Menjadi Orang Berpengaruh
Lauralee Jacks, seorang penulis dan sejarawan Amerika, menjelaskan bahwa Turhan Hatice Sultan menjadi tawanan saat berusia dua belas tahun. Dia ditangkap di Rusia dan dikirim ke Istana Topkapi dari Khan Krimea sebagai hadiah untuk Kosem Sultan.
“Kemungkinan besar, Kosem Sultan memberikan Turhan Hatice kepada putranya, Ibrahim, sebagai selir,” kata Jacks.
Turhan Hatice melahirkan seorang putra bernama Mehmed, yang kelak menjadi Mehmed IV. Ia menjadi kesayangannya dan diberi gelar "Haseki".
Ketika Ibrahim digulingkan pada tahun 1648, putra Turhan Hatice, Mehmed IV menjadi sultan. Karena Mehmed masih berusia tujuh tahun, maka harus ada seorang bupati. Alih-alih Turhan, Kosem yang terpilih menjadi bupati.
Alasan mengapa Turhan Hatice tidak menjadi bupati adalah karena ia tidak memiliki dukungan politik di istana.
“Kosem Sultan tidak hanya memiliki lebih banyak pengalaman dalam memerintah, tetapi ia juga mendominasi istana. Dia telah memberi para pendukungnya posisi-posisi penting di pengadilan,” kata Jacks.
Selain itu, Kosem juga mendapat dukungan oleh Korps Janissary yang memiliki pengaruh kuat di Kekaisaran Ottoman.
Dengan demikian, Turhan Hatice akan terlibat dalam perebutan kekuasaan dengan Kosem yang akan berlangsung selama tiga tahun. Pada akhirnya, Turhan Hatice mendapatkan sebuah faksi di pengadilan. Ia didukung oleh kepala kasim hitam, Suleyman Agha dan wazir agung, Siyavus Pasha.