Turhan Hatice Sultan, Tawanan yang Menjadi Penguasa Kekaisaran Ottoman

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 18 Maret 2024 | 09:00 WIB
Potret Turhan Hatice Sultan, ibu dari Mehmed IV, selir Ibrahim I. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Dengan demikian, pengaruh politik Turhan Hatice berkurang, tetapi peran seremonial dan filantropisnya meningkat.

Pengaruh Budaya dan Politik

Masjid Eminonu, Istanbul. (Haluk Comertel/Wikimedia Commons)

Setelah menyerahkan sebagian besar wewenangnya kepada wazir agung, Turhan Hatice terlibat dalam proyek-proyek budaya dan politik. 

Dia membangun atau memperbaiki benteng-benteng di sepanjang Bosphorus, Laut Hitam, dan Dardanelles. Turhan Hatice juga membangun sebuah masjid di Istanbul dan dua masjid yang lebih kecil di Selat Canakkale.

Salah satu kontribusinya yang paling besar adalah Masjid Baru di Eminonu. Tak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini juga memiliki berbagai bangunan lain seperti rumah sakit, hammam, fontain, dan pasar

Karena proyek-proyek pembangunannya, ada sebuah puisi terkenal tentang dia yang dikarang oleh Abdi Pasa. Dia memuji Turhan Hatice karena "membangun dua benteng, satu di kedua sisinya [selat] / Dia membuat negeri-negeri orang beriman aman dari musuh."

Turhan Hatice meninggal pada tahun 1683. Ia dimakamkan di "Masjid Valide Baru", yang sekarang dikenal sebagai Masjid Yeni. 

Makam Turhan Hatice menempati posisi paling menonjol di bagian depan makam. Dia dimakamkan bersama anak laki-lakinya dan keturunannya.

Meskipun Turhan Hatice mengalami awal yang sulit untuk menjadi ibu suri, hal ini menunjukkan bahwa ia telah berpengalaman dalam memerintah.

Ambisinya membuatnya melakukan beberapa tindakan pembunuhan, tetapi begitu dia naik takhta, dia menjadi dicintai oleh rakyatnya.