Keyakinan monoteistik orang Yahudi dan penolakan untuk menyembah Kaisar Romawi sebagai dewa selalu menjadi sumber konflik.
Pemberlakuan hukum dan pajak Romawi, ditambah dengan penodaan simbol-simbol agama Yahudi, menimbulkan kebencian yang semakin besar di kalangan penduduk Yahudi.
Pecahnya Pemberontakan Besar Yahudi
Pemberontakan Besar Yahudi, juga dikenal sebagai Perang Yahudi-Romawi Pertama, adalah pemberontakan besar melawan Kekaisaran Romawi yang dimulai pada tahun 66 Masehi.
Pemberontakan ini dipicu oleh kombinasi faktor agama dan sosial ekonomi. Penduduk Yahudi sangat tidak puas dengan pemerintahan Romawi, yang mereka anggap menindas dan tidak menghormati keyakinan dan praktik agama mereka.
Ketidakpuasan ini semakin diperburuk oleh kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh pajak Romawi yang besar.
Pemberontakan dimulai di Kaisarea, ketika perselisihan mengenai hak beragama antara orang Yahudi dan Yunani meningkat menjadi kekerasan.
Pemberontakan dengan cepat menyebar ke seluruh Yudea, dengan pemberontak Yahudi menguasai Yerusalem dan mengusir garnisun Romawi.
Bangsa Romawi meremehkan kekuatan pemberontakan. Mereka enderita kekalahan besar ketika berusaha memadamkan pemberontakan tanpa kekuatan cukup.
Masada memainkan peran penting dalam pemberontakan besar Yahudi. Benteng, yang awalnya dibangun oleh Raja Herodes Agung sebagai tempat perlindungan dirinya, direbut oleh Sicarii, sekelompok fanatik Yahudi, pada tahap awal pemberontakan.
Dari benteng yang hampir tak tertembus ini, suku Sicarii melakukan penggerebekan dan penyerangan terhadap pasukan Romawi dan komunitas Yahudi setempat yang mereka anggap bekerja sama dengan Romawi.