Sering disebut peta Waldsemuller, Universalis Cosmographia adalah bukti perubahan besar dalam pemahaman dunia selama Era Eksplorasi.
Berdasarkan eksplorasi dan catatan pedagang Florentine, Amerigo Vespucci, peta tersebut memuat gambaran mentah benua Amerika. Untuk pertama kalinya, nama “Amerika” diberikan pada wilayah tersebut.

Peta ini awalnya berjudul The Universal Cosmography. Menurut tradisi Ptolemy dan penemuan Amerigo Vespucci, peta tersebut mengikuti tradisi kuno kartografi Ptolemy, khususnya proyeksi keduanya. Gelar tersebut juga mengacu pada Vespucci dan penjelajah lainnya.
Waldsemuller menamai Dunia Baru untuk menghormati Vespucci. Waldsemuller percaya bahwa dia adalah orang pertama yang memperhitungkan dan mendefinisikan daratan tersebut sebagai benua baru yang sebelumnya tidak dikenal.
Namun, Vespucci tidak pernah benar-benar menyatakan bahwa apa yang dia jelajahi adalah bagian dari benua yang benar-benar berbeda. Sebaliknya, Christopher Columbus diyakini sebagai penemu sebenarnya. Namun ia sendiri juga tidak pernah menyangka telah mencapai benua baru.
Waldsemuller kemudian mengoreksi dirinya sendiri. Dan pada versi baru petanya, ia memberi nama benua baru itu Terra Incognita. Waldsemuller juga mengakui Columbus bertanggung jawab atas penemuan tersebut, bukan Vespucci
The First Atlas (Ortelius’ Theatrum Orbis Terrarum)
Meskipun mungkin tidak setenar beberapa peta kuno lainnya, Theatrum Orbis Terrarum karya Abraham Ortelius dianggap sebagai atlas modern pertama. Atlas ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1570. Tapi Ortelius mengubahnya sepanjang hidupnya, hingga kematiannya pada tahun 1598.
Berkembang menjadi lebih dari 31 edisi, tujuh bahasa, dan lebih dari seratus peta, atlas Ortelius menjadi sangat penting. Beberapa dekade setelah kematian Ortelius, kartografer Belanda Willem Blaeu melanjutkan karya Ortelius dan membuat atlasnya sendiri. Ia kemudian mencapai versi final dengan nama Atlas Maior. Atlas Maior mungkin merupakan buku terbesar dan termahal yang diterbitkan pada abad ke-17.
Atlas Ortelius dan Atlas Maior dianggap sebagai mahakarya kartografi Belanda. Theatrum Orbis Terrarum terdiri dari serangkaian lembar peta seragam dan teks pendukung yang dijilid, membentuk sebuah buku yang tepat.
Pada edisi terakhir yang diedit oleh Ortelius sendiri, atlas tersebut memiliki peta rinci tentang dunia yang mereka ketahui.