Sejarah Spanyol: Wajah Pucat dan Riasan Beracun Jadi Tren Kecantikan

By Sysilia Tanhati, Rabu, 24 April 2024 | 14:16 WIB
Di zaman keemasan Spanyol, muncul tren kecantikan yang unik di kalangan wanita. Mereka mengenakan riasan tebal dan beracun agar terlihat cantik. (Diego Velázquez)

Untuk mencapai penampilan yang diidam-idamkan di masa keemasan Spanyol, para wanita harus melalui proses perawatan yang panjang dan rumit. Mereka bahkan mempunyai ruangan khusus yang disediakan untuk tujuan tersebut.

Semacam kamar kerja, ruangan tersebut dikenal sebagai tocador. Istilah ini awalnya digunakan untuk menyebut topi yang dikenakan pria dan wanita saat tidur. Namun kemudian merujuk pada ruangan itu sendiri.

Tocador adalah tempat para wanita berpakaian dan merawat rambut serta riasan mereka. Di sinilah para wanita menyimpan perawatan kulit dan rambut, riasan, dan perlengkapan kecantikan. Kotak yang digunakan untuk menyimpan perlengkapan kecantikan ini disebut juga tocador.

Beberapa dari kotak ini dibuat dengan indah. Di dalamnya, kosmetik disimpan dalam pot dan botol, dan di tengahnya ada cermin kecil. Tergantung pada kekayaan seorang wanita, cermin memiliki bingkai mewah dari kayu eboni India, kayu berwarna, atau bahkan perak.

Rambut pirang dan wajah pucat pasi

Di Spanyol abad ke-17 dan sekitarnya, kecantikan feminin yang ideal adalah rambut pirang dan wajah pucat pasi. Di Spanyol, memutihkan wajah merupakan praktik yang relatif umum bagi perempuan.

Soliman, kosmetik yang terbuat dari bahan merkuri, digunakan untuk tujuan ini. Komposisi kimianya dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kulit. Sementara itu, pemutih yang diencerkan dengan kekuatan berbeda-beda digunakan untuk mencerahkan rambut.

Seperti yang pernah diamati oleh Madame d'Aulnoy, pemerah pipi wajib dimiliki oleh setiap wanita Spanyol. Dikenal dalam bahasa Spanyol sebagai color de granada (warna delima), dijual dalam bentuk lembaran kertas yang disimpan dalam cangkir kecil yang disebut salserillas.

Setelah membuat wajah jadi sangat pucat, para wanita kemudian mengecat bibir dan pipi mereka dengan pemerah pipi. Mereka juga menggelapkan alis dengan campuran alkohol dan mineral hitam. Untuk menjaga tangan mereka tetap putih dan lembut, mereka mengoleskan pasta yang terbuat dari almond, mustard, dan madu.

Di antara bahan kimia lain yang digunakan dalam produk, belerang mungkin yang paling banyak digunakan. Beberapa komponen ini berbahaya. Wanita kadang-kadang memutihkan wajah mereka dengan bismuth oxychloride (kadang-kadang dikenal sebagai Spanish white).

“Bahan tersebut dapat mengiritasi kulit dan mata,” tulis Barbara Rosillo di laman National Geographic. Mereka menggunakan endapan timbal yang beracun.

Komposisi pemerah pipi telah berubah selama berabad-abad. Namun pada masa keemasan Spanyol, pemerah pipi sering kali dibuat dari belerang hangus, merkuri, timbal, minium, dan zat lainnya. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan sakit kepala, mengubah kulit secara permanen, dan merusak penglihatan karena toksisitasnya.