Sejarah Spanyol: Wajah Pucat dan Riasan Beracun Jadi Tren Kecantikan

By Sysilia Tanhati, Rabu, 24 April 2024 | 14:16 WIB
Di zaman keemasan Spanyol, muncul tren kecantikan yang unik di kalangan wanita. Mereka mengenakan riasan tebal dan beracun agar terlihat cantik. (Diego Velázquez)

Ritual yang merusak karya Tuhan

Moralis Juan de Zabaleta, dalam bukunya El Día de Fiesta por la Mañana y por la Tarde, menyerang penggunaan kosmetik atas dasar agama. Dia mengatur aksinya dalam tocador seorang wanita yang sedang bersiap-siap di pagi hari hari libur.

“Dia meletakkan di sisi kanannya kotak kecantikan dan mulai memperbaiki wajahnya dengan bahan-bahan tersebut. Jika Tuhan ingin wanita itu menjadi seperti wajah yang dilukisnya, Dia pastilah yang melukisnya terlebih dahulu. Tuhan memberinya wajah yang cocok untuknya dan dia melukis wajah yang tidak cocok untuknya.”

Karya Zabaleta adalah bagian dari sejarah literatur misoginis yang mengutuk ritual kecantikan perempuan. Ia menganggap ritual tersebut merusak ciptaan Tuhan.

Kekayaan Kerajaan Spanyol memudar pada akhir tahun 1600-an dan zaman keemasan berakhir. Saat itu, penggunaan riasan wajah secara berlebihan di Spanyol juga berkurang. Dengan terjadinya Revolusi Perancis pada tahun 1789, penampilan yang lebih natural melanda Eropa. Wig serta riasan yang rumit dijauhi.

Namun, sikap terhadap tata rias sering kali bersifat siklus. Bubuk yang lebih aman kemudian menggantikan resep berbahan dasar timbal yang beracun. Dan, penggunaan riasan meningkat kembali di Eropa. Kemudian, pada pertengahan tahun 1800-an, riasan tebal sudah ketinggalan zaman dan kerap dikaitkan dengan aktris dan pelacur.