Membaca Peta Renaisans: Panduan Agar Tidak Tersesat Saat Melancong

By Tri Wahyu Prasetyo, Selasa, 21 Mei 2024 | 19:00 WIB
Peta Renaisans memuat berbagai simbol yang harus diterjemahkan agar tidak menyesatkan. (Via The Collector)

Nationalgeographic.co.id—Bayangkan Anda sedang berdiri di tengah hiruk-pikuk era Renaisans, siap untuk memulai petualangan besar.

Tanpa teknologi GPS modern untuk memandu perjalanan Anda, satu-satunya pilihan adalah mengandalkan peta yang ada.

Namun, segera Anda menyadari bahwa para kartografer Renaisans memiliki tujuan lain dalam pikiran mereka ketika menciptakan peta-peta ini.

Alih-alih menjadi pemandu yang akurat, peta-peta ini lebih sering menjadi karya seni yang memproyeksikan keinginan dan ambisi para pelanggannya.

Mereka mencerminkan segala sesuatu mulai dari ambisi teritorial hingga kekuatan dagang, dan tujuan militer. Memahami peta-peta ini bukan hanya tentang mengetahui arah, tetapi juga tentang membaca cerita tersembunyi di balik garis dan simbol yang mereka tunjukkan.

Menurut Daniella Romano, seorang sejarawan seni dan penulis dari London, untuk memahami tujuan-tujuan ini, kita perlu menguraikan simbolisme mereka, seperti yang kita lakukan pada karya seni lainnya.

Menetapkan Elemen yang Mendominasi

Londinium Feracissmi Angliae Regni Metropolis, karya Georg Braun dan Franz Hogenberg, 1572. (Daniel Crouch Rare Books)

Apa yang paling banyak menempati ruang? Bisa jadi hamparan kota, ladang kosong yang tak berujung, atau petak lautan. Menurut Daniella, hal ini mengisyaratkan motivasi utama dari sang pembuat peta.

Sebagai contoh, terang Daniella, pada peta London tahun 1572 karya Georg Braun dan Franz Hogenberg, Sungai Thames berada di tengah-tengah gambar dengan ukurannya yang dilebih-lebihkan, dan dipenuhi oleh kapal-kapal.

“Hal ini menunjukkan bahwa sang pemesan berusaha untuk menekankan keunggulan perdagangan London,” jelasnya.

Baca Juga: Peta Sejarah Eropa Abad Pertengahan Ini Dipenuhi Monster Laut

Periksa Elemen Alam

Americae pars, nunc Virginia dixta primum Anglis, oleh Theodore de Bry, 1590. (Library of Virginia Education)

Bahkan peta kota pun sering kali mempertahankan elemen alami. Hutan dan ladang dapat menunjukkan kepada kita banyak hal tentang tujuan dari sebuah peta.

Zaman Renaisans adalah zaman eksplorasi. Peta sering digunakan untuk menunjukkan tanah yang sebelumnya tidak diketahui. Oleh karena itu, peta yang Anda pilih dapat menggambarkan tanah yang sudah dikuasai dan dimiliki, atau tanah yang sedang dincar.

Daniella mencontohkan peta pars Americae dari tahun 1590 mengenai pemukiman pertama Inggris di Amerika, Virginia.

“Area kota yang minim dan penekanan pada pepohonan serta lahan kosong, menunjukkan bahwa pembuat peta ini didorong oleh ambisi kolonial untuk menguasai tanah tersebut,” jelas Daniella.

Air juga merupakan elemen penting, dengan teluk dan sungai yang berada di tengah-tengah peta. Keduanya bertindak sebagai penunjuk jalan bagi para kolonis yang datang dan menunjukkan lokasi yang cocok untuk mendarat.

Nama-nama tempat yang diberi tanda menunjukkan wilayah suku-suku asli Amerika, yang dapat dimanfaatkan untuk perdagangan atau dihindari karena permusuhan.

Mencari Simbol Keluarga

Hampir semua peta Renaisans akan mencakup lambang keluarga. Seringkali menunjukkan siapa yang memiliki tanah.

Simbol-simbol tersebut merupakan gambar yang populer selama periode ini, yang ditampilkan dalam banyak kegiatan aristokrat.

Baca Juga: Arsitektur Gotik: Dari Ejekan hingga Pencapaian di Abad Pertengahan

Ada beragam simbol keluarga yang ditampilkan di peta Renaisans, dan yang paling umum dapat dikaitkan dengan raja-raja. Sebagai contoh, lambang keluarga Ratu Elizabeth I mencakup mahkota dan singa, simbol kekuasaan mahkota Inggris.

Mencatat Setiap Teks

Peta Agas, 1561. (Map of London)

Mungkin tampak jelas, tetapi teks yang disertakan dalam peta dapat menunjukkan banyak hal tentang maknanya.

“Peta Renaisans sering kali menampilkan label yang melapisi peta dan menjelaskan isinya,” kata Daniella. “Meskipun, tentu saja, ada kemungkinan keterbatasan bahasa, carilah peta yang memiliki tulisan yang dapat Anda terjemahkan.”

Peta Agas London menyertakan panel teks besar yang menjelaskan tentang sejarah kuno kota ini: ”Kota kuno dan terkenal ini, pertama kali didirikan oleh Brute dari Troya..."

Penekanan pada silsilah kota tersebut menekankan bahwa ini adalah tempat kebanggaan nasional. Kita dapat menyimpulkan bahwa pembuat peta ini berusaha untuk menunjukkan keabsahannya sebagai ibu kota.

Jangan Percaya pada Skala

Peta Dunia, dari Mercator Atlas, 1595. (St John's College, Cambridge)

Ini adalah kesalahpahaman umum bahwa semua peta digambar dengan skala yang benar. Pada zaman Renaisans, peta sering kali dibuat bukan untuk navigasi, melainkan untuk dipajang di rumah-rumah orang kaya.

“Meskipun selama masa Renaisans ada kemajuan besar dalam teknik kartografi, dan peta menjadi lebih akurat daripada sebelumnya, peta pada akhirnya masih dibuat untuk menyoroti ambisi sang pemesan peta,” kata Daniella.

Baca Juga: Menilik Romantisisme: Merayakan Perasaan dan Menghadirkan Keindahan

Peta dunia Mercator mendahului zamannya dalam hal keakuratan geografis, dan tata letaknya telah memengaruhi peta yang kita lihat saat ini. Namun, peta ini bukannya tanpa masalah.

Pertama, banyak luas suatu negara yang digambarkan secara keliru. Asia, misalnya, jauh lebih besar daripada yang ditunjukkan oleh peta.

Selain itu, peta ini membesar-besarkan skala Barat dan mengecilkan skala benua lain, mendukung pandangan dunia yang berpusat pada Barat, yang masih terus diperjuangkan oleh para ahli untuk dibongkar.

Periksa Orang, Hewan, dan Makhluk Mistis

Pemandangan Rantai (Chain Map), karya Francesco Roselli, 1407. (Google Art & Culture)

Orang-orang yang digambarkan dalam peta bisa jadi adalah sang pembuat peta atau juga orang-orang lokal.

Hewan-hewan di peta berkaitan dengan sumber daya alam yang ada, seringkali sebagai target berburu bagi aristokrasi. Makhluk-makhluk mitos juga umumnya ada dalam peta, cerita-cerita mereka mungkin berdasarkan pengalaman pelaut.

Sebagai contoh, sebuah detail dari Peta Rantai Florence menunjukkan adegan memancing di Sungai Arno, memberi kita gambaran tentang kehidupan sehari-hari di kota tersebut.

Di peta Irlandia karya Baptista Boazio, ada gambar monster laut yang menyeramkan, mungkin sekadar representasi distorsi dari ikan paus.

Memperhatikan detail-detail peta penting untuk mengetahui lebih jauh tujuan selain navigasi. Mereka bisa saja menjadi dekoratif dan mengungkap persepsi orang-orang pada masa itu, seperti pelaut, penjelajah, dan penduduk lokal.

Memeriksa Kapal Apa Saja

Peta Dunia, karya Pierre Desceliers, 1550. (British Library)

Pada masa Renaisans, kapal telah menjadi simbol yang populer di kalangan kartografer. Kapal merupakan simbol dari kekuatan.

Dalam Peta Venice karya Jacopo d’Barbari, kapal-kapal digambarkan dengan skala yang sangat besar, melebihi tinggi bangunan-bangunan di sekitarnya.

“Jumlahnya yang banyak dan ukurannya yang besar menekankan peran Venesia sebagai kekuatan angkatan laut,” kata Daniella.

Dengan mengintimidasi pesaing dan memperkuat aliansi, kapal-kapal ini menjadi kunci dalam menegaskan otoritas global Venice pada masa itu.

Dus, perhatikan jumlah kapal yang ada di peta Anda, dan bandingkan dengan kapal-kapal di sekitarnya. Apakah mereka mendominasi pemandangan? Mengapa kehadiran mereka signifikan? Pertimbangkan pentingnya pelayaran selama Periode Renaisans.