Benarkah Orang Mesir Kuno Suka Menikahi Anak dan Saudara Kandung?

By Utomo Priyambodo, Selasa, 14 Mei 2024 | 16:03 WIB
Kelainan fisik pada firaun Tutankhamun diyakini terjadi karena perkawinan sedarah orang tuanya. Benarkan orang Mesir kuno suka menikahi saudara atau anak kandung sendiri? (Ali Eminov/Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Banyak cerita beredar menyebut bahwa keluarga kerajaan Mesir kuno suka menikah dengan keluarga kandung. Termasuk di antaranya Firaun yang disebut menikahi saudara kandung dan terkadang bahkan anak-anaknya sendiri.

Namun apakah klaim tersebut benar? Jawabannya adalah ya.

Orang-orang Mesir kuno – baik bangsawan maupun non-kerajaan – menikah dengan kerabat mereka. Namun rinciannya berbeda-beda menurut periode waktu dan kelas.

Di kalangan masyarakat umum, pernikahan saudara laki-laki dan perempuan sering terjadi pada masa Romawi menguasai Mesir, yakni mulai tahun 30 Sebelum Masehi hingga tahun 395 Masehi. Namun menurut catatan kuno, hal ini lebih jarang terjadi pada periode waktu sebelumnya.

Sementara itu, para bangsawan Mesir kuno terkadang menikahi saudara mereka dan para Firaun terkadang menikahi putri mereka sendiri. Ini adalah sebuah praktik yang mungkin mencerminkan keyakinan agama kuno mereka.

“Pertanyaan tentang praktik inses di Mesir Kuno telah menimbulkan banyak diskusi” di antara para ilmuwan, begitulah kata Marcelo Campagno, seorang peneliti di University of Buenos Aires and Argentinian National Council of Research (CONICET), seperti diberitakan Live Science.

Contoh penguasa Mesir yang menikah dengan saudara kandungnya antara lain adalah Senwosret I (memerintah sekitar tahun 1961 SM hingga 1917 SM), yang menikah dengan saudara perempuannya Neferu.

Contoh lainnya adalah Amenhotep I (memerintah sekitar tahun 1525 SM hingga 1504 SM) yang menikah dengan saudara perempuannya Ahmose-Meritamun; dan Cleopatra VII (memerintah sekitar tahun 51 SM hingga 30 SM) yang menikah dengan saudara laki-lakinya Ptolemy XIV sebelum dia dibunuh.

Ada juga contoh Firaun yang menikahi putri mereka: Ramses II (memerintah sekitar tahun 1279 SM hingga 1213 SM) yang menjadikan Meritamen, salah satu putrinya, sebagai istri.

Firaun di Mesir sering kali memiliki banyak istri dan selir, dan perkawinan sedarah atau inses terkadang menghasilkan anak. Beberapa ahli berpendapat bahwa perkawinan sedarah berkontribusi terhadap masalah medis Tutankhamun.

Sebuah tim riset yang dipimpin oleh Zahi Hawass, mantan menteri barang antik Mesir, pernah menulis kelainan genetik soal Tutankhamun ini pada sebuah makalah studi yang terbit di jurnal JAMA pada 2010.

Baca Juga: Butuh Berapa Orang untuk Bangun Piramida Mesir dan Bagaimana Caranya?