Dalam proses penysusunan dokumen ini, merencanakan target pengelolaan keanekaragaman hayati nasional dengan target global. Rencana Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia juga diharapkan dapat didukung dengan payung hukum untuk wujud penerapannya.
Karena memerlukan kolaborasi, Dolly menerangkan, pemahaman pemangku kepentingan terkait strategi dan rencana aksi ini harus ditingkatkan. Ada banyak pegiat yang bisa terlibat seperti akademisi, industri dan masyarakat.
Secara hukum, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 1 tahun 2023 tentang Pengarusutamaan Pelestarian Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan berkelanjutan. Instruksi ini memastikan adanya keseimbangan pemanfaatan ruang untuk ekonomi dan konservasi di berbagai sektor.
Inpres tersebut menunjuk 19 kementerian dan lembaga pemerintahan dalam mengupayakan keanekaragaman hayati dalam pembangunan. Dengan demikian, pelaku ekonomi dan industri diinstruksikan turut terlibat.
Dalam rangkaian acara yang diselenggarakan Belantara Foundation yang berkolaborasi dengan IUCN Indoensia Species Specialist Group (IdSSG) dan KupuKita, turut hadir akademisi lingkungan Jatna Supriatna yang juga ketua I-SER (Institute for Sustainable Earth and Resources).
Jatna melihat, ada banyak potensi energi yang tidak terputus sejak purbakala di Indonesia. Hal ini membuat Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Saking kayanya, ada banyak spesies yang harus diamati dengan melibatkan akademisi kampus dan pusat penelitian. "Penelitian biodiversitas perlu lebih menekankan pada tahap pemanfaatan," kata Jatna.
"Misalnya, tentang pemanfaatan biodiversitas untuk pangan yang seharusnya berasal dari biodiversitas Indonesia. Kita bisa memperbanyak riset yang lebih mendalam tentang pemanfaatan hayati karena kita punya lebih dari 30.000 spesies."
Akademisi juga bisa melakukan hal lainnya seperti penilaian keanekaragaman hayati dan ekosistem, degradasi lahan yang menyebabkan pengurangan fauna, serta dampak perubahan iklim pada keanekaragaman hayati, tambah Jatna.