Kenapa Tidak Semua Primata Berevolusi Menjadi Manusia?

By Ade S, Rabu, 22 Mei 2024 | 12:03 WIB
Poster film Kingdom of the Planet of the Apes. Terungkap rahasia mengapa primata lain tak berevolusi jadi manusia. Pelajari kisah evolusi unik yang membedakan manusia dan primata lainnya. (20th Century Studios)

Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda menonton film "Kingdom of the Planet of the Apes"?

Jika pernah, mungkin Anda bertanya-tanya kenapa dalam sejarah tidak semua primata berevolusi menjadi manusia.

Artikel ini akan mengupas jawabannya dengan menelusuri jejak evolusi yang berbeda antara manusia dan primata lainnya.

Manusia dan primata memiliki banyak kesamaan, seperti DNA yang 98% identik. Namun, ada perbedaan mencolok antara kedua spesies ini.

Manusia telah mencapai banyak hal yang luar biasa, seperti menciptakan bahasa, teknologi, dan bahkan mengunjungi bulan.

Sementara itu, primata lain masih hidup di habitat aslinya, seperti hutan dan savana.

Para ilmuwan telah mempelajari evolusi manusia dan primata selama bertahun-tahun.

Artikel ini akan mengulas temuan terbaru mereka tentang mengapa primata lain tidak berevolusi menjadi manusia. Temukan jawabannya dalam artikel ini!

Evolusi Bukan Tentang Menjadi yang Terbaik

Menurut Briana Pobiner, seorang paleoantropolog, seperti dilansir Live Science, "Alasan mengapa primata lain tidak berevolusi menjadi manusia adalah karena mereka sudah baik-baik saja."

Semua primata, termasuk gorilla gunung, monyet howler, dan lemur, telah terbukti dapat berkembang biak di habitat alaminya.

Baca Juga: Paradoks Evolusi Manusia: Realita Ambang Keruntuhan Lingkungan Global

Evolusi bukanlah tentang menjadi yang terkuat atau tercepat. Evolusi adalah tentang seberapa baik suatu organisme dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Manusia tidak "lebih berevolusi" daripada primata lain. Kita juga tidak memenangkan "perlombaan" evolusi.

Kemampuan beradaptasi ekstrem yang dimiliki manusia memang memungkinkan kita mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan, namun hal itu tidak cukup untuk menempatkan manusia di puncak tangga evolusi.

Semut adalah contoh spesies yang sama atau bahkan lebih sukses daripada manusia.

Ada jauh lebih banyak semut di dunia ini daripada manusia, dan mereka beradaptasi dengan baik di tempat tinggalnya.

Semut memang tidak mengembangkan tulisan, tetapi mereka adalah serangga yang luar biasa sukses.

Mereka hanya saja tidak secara gamblang terlihat hebat dalam segala hal yang menjadi perhatian manusia, yaitu hal-hal yang memang manusia unggul di dalamnya.

Percabangan Evolusi Manusia dan Simpanse

Percabangan nenek moyang manusia dan simpanse purba adalah contoh yang bagus untuk memahami evolusi.

Catatan fosil manusia dan simpanse memang tidak lengkap, namun para ilmuwan telah menggabungkan bukti fosil dengan petunjuk genetik dan perilaku dari primata hidup untuk mempelajari spesies yang sekarang punah.

Nenek moyang manusia dan simpanse purba kemungkinan besar lebih mirip simpanse daripada manusia.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Sederet Tokoh Penting di Balik Teori Charles Darwin

Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di tajuk hutan yang lebat, sehingga bisa berpindah dari pohon ke pohon tanpa menyentuh tanah.

Manusia purba mulai membedakan diri dari simpanse purba ketika mereka mulai lebih banyak menghabiskan waktu di tanah.

Hal ini mungkin terjadi karena mereka mencari makanan saat menjelajahi habitat baru.

Nenek moyang manusia yang paling awal pasti ahli dalam memanjat pohon dan berjalan di tanah.

Baru pada masa yang lebih dekat (sekitar 3 juta tahun yang lalu), kaki mereka mulai memanjang dan jempol kaki menghadap ke depan, memungkinkan mereka untuk menjadi mostly full-time walkers (berjalan dengan dua kaki secara penuh).

Perubahan dalam pemilihan habitat mungkin adalah perubahan perilaku penting pertama yang terlihat.

Untuk bisa berjalan tegak, nenek moyang manusia pasti memasuki habitat yang tidak memiliki tajuk tertutup.

Mereka harus lebih banyak berjalan di tanah di tempat-tempat di mana pohon-pohon lebih menyebar.

Evolusi Simpanse

Hanya karena simpanse tinggal di pohon bukan berarti mereka berhenti berevolusi.

Analisis genetik menunjukkan bahwa nenek moyang simpanse dan bonobo terpisah sekitar 930.000 tahun yang lalu.

Nenek moyang dari tiga subspesies simpanse yang hidup saat ini menyimpang sekitar 460.000 tahun yang lalu. Simpanse tengah dan timur baru menjadi berbeda sekitar 93.000 tahun yang lalu.

"Mereka jelas pandai menjadi simpanse," kata Pobiner. "Mereka masih ada, dan selama kita tidak menghancurkan habitat mereka, mereka mungkin akan tetap ada" selama bertahun-tahun yang akan datang.

Evolusi manusia dan primata menunjukkan bahwa evolusi bukan tentang menjadi yang terkuat atau tercepat. Evolusi adalah tentang seberapa baik suatu organisme dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Meskipun manusia telah mencapai banyak hal yang luar biasa, kita tidak "lebih berevolusi" daripada primata lain. Setiap spesies memiliki keunikan dan kesuksesannya sendiri dalam evolusi.