Melansir The Collector, Ma tidak terlahir dari kalangan bangsawan. Lahir dengan nama sederhana Ma pada 18 Juli 1332 di Suzhou, Tiongkok Timur.
Karena bukan berasal dari ningrat, kakinya tidak diikat seperti kebanyakan wanita Tiongkok kelas atas saat itu.
Sayangnya, informasi mengenai kehidupan awal Ma terbatas. Ibunya meninggal saat ia masih muda, dan ia harus mengungsi bersama ayahnya ke Dingyuan setelah sang ayah melakukan pembunuhan.
Di Dingyuan, ayah Ma bertemu dan berteman dengan pendiri Tentara Serban Merah, Guo Zixing, yang memiliki pengaruh di istana.
Guo Zixing mengangkat Ma sebagai anak angkat setelah ayah kandungnya meninggal, dan menikahkannya dengan salah satu perwiranya bernama Zhu Yuanzhang, yang kelak menjadi Kaisar Hongwu.
Rakyat Jelata yang Menjelma jadi Permaisuri
Ketika Zhu Yuanzhang dinobatkan menjadi kaisar pada 1368, ia menjadikan Ma sebagai permaisuri.
Meski status sosialnya terangkat drastis dari rakyat jelata menjadi permaisuri Dinasti Ming, Ma tetap rendah hati dan adil, nilai-nilai yang ia bawa sejak masa kecilnya yang sederhana.
Namun, ia bukanlah sosok yang lemah atau bodoh. Ia berperan sebagai penasihat politik utama bagi suaminya, dan juga memegang kendali atas dokumen-dokumen negara.
Bahkan diceritakan bahwa ia pernah mencegah sang kaisar bertindak gegabah, seperti ketika Hongwu hendak menghukum mati seorang akademisi bernama Song Lian.
Permaisuri Ma juga peka terhadap ketidakadilan sosial dan memiliki simpati yang mendalam terhadap rakyat jelata. Ia mendorong pengurangan pajak dan berupaya mengurangi beban kerja berat.
Baca Juga: Akhir Tragis Ritual Darah Menstruasi Kaisar Jiajing dari Dinasti Ming