Nationalgeographic.co.id—Cleopatra VII Philopator merupakan penguasa terakhir Dinasti Ptolemeus sekaligus firaun aktif yang terakhir di Mesir kuno. Dinastinya dikaitkan dengan Aleksander Agung, tapi apakah sang firaun ini merupakan keturunan sang penakluk legendaris dari Makedonia itu?
Apakah Cleopatra VII merupakan keturunan langsung dari Aleksander Agung?
“Cleopatra bukanlah keturunan langsung Aleksander Agung,” tulis Vedran Bileta di laman The Collector. Tapi ia memiliki hubungan dekat dengan sang penakluk legendaris melalui Ptolemy I Soter, yaitu salah satu jenderal dan rekan Aleksander yang paling terpercaya.
Setelah kematian Aleksander pada tahun 323 SM, para jenderal dan penerusnya – diadochi – membentuk kerajaan yang luas. Mereka mendirikan kerajaan-kerajaan Helenistik yang kuat. Ptolemy I Soter mengambil alih kendali Mesir, mendirikan Dinasti Ptolemeus.
Menurut beberapa sumber, Ptolemeus adalah putra Arsinoe dan Philip II, ayah Aleksander Agung. Namun, hal ini mungkin hanya mitos, yang dibuat untuk melegitimasi klaim Ptolemy. Juga untuk meningkatkan prestise keluarganya dengan menghubungkannya dengan dinasti Argead di Makedonia.
Dinasti Ptolemeus memerintah Mesir selama 3 abad, menjaga garis keturunan mereka tetap murni dengan menikah dalam satu keluarga. Namun, seperti semua kerajaan Helenistik, Mesir Ptolemeus tidak dapat menandingi kekuatan Romawi.
Pemerintahan Cleopatra sendiri ditandai dengan aliansi politik strategisnya dengan dua pemimpin paling berpengaruh di Romawi – Julius Caesar dan Mark Antony.
Sayangnya, upaya Cleopatra untuk mempertahankan takhta gagal. Konon kegagalan tersebut menyebabkannya bunuh diri dan Mesir menjadi provinsi penting Kekaisaran Romawi.
Cleopatra adalah anggota Dinasti Ptolemeus
Cleopatra adalah keturunan langsung Ptolemy I Soter, yang setelah kematian Aleksander menjadi penguasa Mesir. Ptolemy I Soter menyebut dirinya sebagai raja Helenistik (basileus) dan juga firaun.
Baca Juga: Caesarion, Anak Cleopatra Dibunuh demi Takhta di Sejarah Mesir Kuno