Kedua, ada Pratyekabuddha; yang berarti "Buddha sendirian", seseorang yang mencapai pencerahan tanpa bantuan pembimbing, baik itu teks atau guru.
Terakhir, yang paling terkenal adalah Bodhisattva. Seiring waktu, orang mulai menentang sikap agnostisisme dan individualisme yang ditunjukkan dalam pemujaan Arhat, dan menyatakan perlunya reformasi Buddha seputar nilai-nilai belas kasih dan tanpa pamrih.
Dengan demikian, dari tradisi Mahayana (mazhab pemikiran Buddha terbesar), lahirlah sosok Bodhisattva dengan peran pelayanan, pelepasan keduniawian, dan pekerjaan misionaris. Sementara pemujaan Arhat berfokus pada Nirvana dan pencapaian individu, pesan baru ini lebih bersifat amal dan tidak terlalu mementingkan diri sendiri.
Bodhisattva adalah seseorang yang telah menempuh pencapaian Nirvana, tetapi saat menghadapi pembebasan terakhir, ia berbalik arah dan mengabdikan dirinya pada dunia yang penuh penderitaan. Tindakan ini adalah pernyataan Buddhis yang utama, karena jika pencerahan diinginkan, melepaskannya berarti mencapai ajaran Buddha tentang ketidakmelekatan.
Ini menggambarkan seseorang yang mencapai Bodhi, kebangkitan spiritual, tetapi melepaskan Nirvana, memilih untuk melayani umat manusia. Bodhisattva tidak bertujuan untuk Nirvananya sendiri, tetapi akan melindungi dan membimbing dunia menuju Nirvana.
Bodhisattva sebagai istilah yang mengandung beberapa makna karena secara harfiah merujuk pada "seseorang yang tujuannya adalah pencerahan", dengan cara ini menunjuk pada individu yang sedang berada di jalan untuk menjadi Buddha. Istilah ini muncul karena, dalam Buddhisme awal, kata ini digunakan untuk merujuk pada inkarnasi Siddharta Gautama sebelumnya.
Narasi tentang kehidupan awal ini terdapat dalam Cerita Jataka, koleksi dalam kanon Buddha yang berisi 550 cerita pendek. Belakangan, karakterisasi Bodhisattva diperluas untuk mencakup semua orang yang bersumpah untuk mencapai pencerahan dan menjadi Buddha.
Dalam tradisi Buddhis, dengan demikian ada banyak Bodhisattva, yang memiliki kebijaksanaan dan welas asih sama seperti Buddha sendiri. Mereka campur tangan dengan kekuatan mereka dalam berbagai kisah keselamatan.
Surga Amitabha
Salah satu pemujaan yang paling tersebar luas dalam Buddhisme adalah pemujaan Amitabha. Namanya berarti "cahaya tak terukur" dan dia dikenal sebagai Buddha kehidupan kekal, dan cahaya.
Dia adalah salah satu dari Lima Buddha Kosmik, sekelompok penyelamat yang sering dipuja bersama dalam Buddhisme Esoteris. Menurut legenda, ia dilahirkan sebagai seorang penguasa, dan kemudian memutuskan untuk hidup sebagai bhikkhu.
Baca Juga: Makan Daging Pernah Jadi Hal Tabu di Kekaisaran Jepang selama 12 Abad