Rongchang, Putri Paling Menderita dalam Sejarah Dinasti Ming

By Ade S, Senin, 27 Mei 2024 | 12:03 WIB
Kaisar Wanli, ayah dari Putri Rongchang. Kisah tragis Rongchang, putri yang mengalami derita luar biasa di era Dinasti Ming, penuh dengan kehilangan dan pengorbanan. (Unknown author)

Kemudian, dalam artikel berjudul What happened to the two Ming dynasty princesses, Princess Rongchang and Princess Changping? Who is more miserable? yang tayang di laitimes, disebutkan bahwa Putri Rongchang melahirkan dua putra lagi.

Pertengkaran Kecil yang Berdampak Besar

Pada tahun 1604 Masehi, sebuah pertengkaran kecil terjadi antara Putri Rongchang dan Yang Chunyuan. Kaisar Shenzong merasa kecewa dengan pertengkaran tersebut dan menegur Yang Chunyuan.

Tindakan Yang Chunyuan yang meninggalkan Beijing dan kembali ke kampung halamannya setelah ditegur menyebabkan Kaisar Shenzong marah besar. Akibatnya, ayah Yang Chunyuan diturunkan pangkatnya dan Yang Chunyuan sendiri ditangkap.

Setelah kembali ke Beijing dan menyatakan penyesalannya, Yang Chunyuan dikirim ke Kolese Imperial untuk merenung selama seratus hari.

Insiden ini menjadi titik balik dalam pernikahan mereka, dan mereka tidak pernah bertengkar lagi, melanjutkan kehidupan pernikahan yang bahagia dan melahirkan dua putra lagi.

Ketika ibu mertua Putri Rongchang meninggal pada tahun 1606 Masehi, Yang Chunyuan yang berbakti kepada orang tuanya merasa sangat berduka dan menolak makan atau minum, hingga akhirnya meninggal tujuh hari kemudian.

Putri Rongchang yang menjadi janda harus membesarkan lima anaknya sendirian. Meskipun demikian, ia tetap menjalankan tugasnya sebagai putri hingga tahun 1620 Masehi, ketika kedua orang tuanya meninggal dunia.

Akhir Tragis Sang Putri

Pada tanggal 24 April 1644 Masehi, Li Zicheng menyerang Beijing, dan Kaisar Chongzhen bunuh diri. Harta benda Putri Rongchang di Beijing disita, dan empat putranya tewas dalam serangan tersebut. Untuk menyelamatkan anaknya yang tersisa, Putri Rongchang pindah ke kampung halaman suaminya.

Namun, kemiskinan yang dialaminya sangat parah hingga ia hampir tidak bisa bertahan hidup. Pada tahun 1647 Masehi, Putri Rongchang meninggal karena kelaparan di sebuah gubuk yang hampir roboh. Ia berusia enam puluh lima tahun.

Putri Rongchang adalah putri kesayangan Kaisar Shenzong dari Dinasti Ming. Kaisar Shenzong memanjakan putrinya dan melanggar aturan demi menikahkannya dengan pria yang kaya dan berstatus.

Meskipun ada beberapa keretakan dalam pernikahannya, secara keseluruhan pernikahannya berjalan bahagia. Sungguh menyedihkan bahwa suaminya meninggal muda dan memaksanya membesarkan lima anaknya sendirian.

Meski demikian, tragedi yang lebih besar sebenarnya baru menimpanya di tangan Dinasti Qing. Putri yang paling dihormati dari Dinasti Ming meninggal dengan cara yang menyedihkan dan tragis. Tidak heran ia dianggap sebagai salah satu putri yang paling menderita di Dinasti Ming.

Melalui kisah Rongchang, putri yang kehidupannya terjalin erat dengan sejarah Dinasti Ming, kita diajak untuk merenungkan betapa cepatnya kejayaan dapat berubah menjadi tragedi.

Kisah Putri Rongchang adalah pengingat akan ketidakpastian nasib yang bisa menimpa siapa saja, bahkan mereka yang pernah berada di puncak kekuasaan.