Mengapa Papua Nugini Tidak Masuk Wilayah Asia Tenggara dan Tidak Jadi Anggota ASEAN?

By Ade S, Selasa, 28 Mei 2024 | 12:03 WIB
Peta Indonesia dan Papua Nugini. Temukan alasan mengapa Papua Nugini tidak dianggap bagian dari Asia Tenggara dan tidak menjadi anggota ASEAN dalam artikel ini. ( Indonesia_Malaysia_Locator)

Nationalgeographic.co.id—Papua Nugini, yang terletak di sisi timur Pulau Papua, memiliki hubungan yang rumit dengan Asia Tenggara dan ASEAN.

Meski secara geografis berdekatan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Papua Nugini tidak termasuk dalam wilayah ini dan bukan anggota ASEAN.

Artikel ini akan mengeksplorasi berbagai faktor yang menentukan posisi unik Papua Nugini terhadap Asia Tenggara dan ASEAN, termasuk aspek geografis, sejarah, budaya, politik, dan ekonomi.

Mengapa Papua Nugini Bukan Bagian dari Asia Tenggara?

* Faktor Geografis

Secara geografis, Papua Nugini adalah bagian dari kawasan Australasia, yang mencakup Australia, Selandia Baru, bagian timur Indonesia, dan beberapa kepulauan Pasifik seperti Kepulauan Solomon dan Vanuatu.

Di masa lalu, ketika permukaan laut lebih rendah dan aktivitas tektonik belum memisahkan mereka, Pulau Papua menyatu dengan benua Australia.

Kedua wilayah ini terhubung melalui landas kontinen yang dangkal di Selat Torres, yang pernah menjadi jembatan darat selama zaman es.

Ini menunjukkan bahwa baik wilayah Papua milik Indonesia maupun Papua Nugini secara geografis adalah bagian dari Oseania.

Namun, karena peristiwa sejarah, wilayah Papua milik Indonesia dianggap sebagai bagian dari Asia Tenggara, sementara Papua Nugini diakui sebagai negara otonom dalam kawasan Oseania.

Papua Nugini juga memiliki keanekaragaman ekosistem serta flora dan fauna endemik yang mirip dengan Australia dan Oseania, termasuk spesies burung dan mamalia yang berkerabat dekat dengan spesies di Australia.

Baca Juga: Asal-Usul Nama Papua New Guinea, Beda dengan Tiga Negara Guinea Afrika

* Faktor Sejarah

Sejarah kolonial juga mempengaruhi pembagian regional. Selama era kolonial, Papua Nugini berada di bawah kekuasaan Belanda, Inggris, dan Jerman.

Setelah Perang Dunia II dan kemerdekaan Indonesia, Papua Nugini dikelola oleh Australia sebagai wilayah mandat PBB dan meraih kemerdekaannya pada tahun 1975.

Kebijakan dan praktik politik yang diterapkan oleh penguasa kolonial di Papua Nugini berbeda dengan yang ada di Indonesia, namun serupa dengan yang diterapkan di wilayah Pasifik lainnya.

Hal ini mempengaruhi perkembangan politik dan budaya di Papua Nugini, membentuk identitas yang berbeda dari Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara.

* Faktor Identitas Budaya dan Politik

Faktor geografis dan sejarah telah membentuk identitas budaya dan politik Papua Nugini yang lebih dekat dengan negara-negara Pasifik.

Secara politis, Papua Nugini lebih sering berinteraksi dengan negara-negara di kawasan Oseania dan merupakan anggota dari Forum Kepulauan Pasifik, yang merupakan organisasi regional yang terdiri dari negara-negara di Oseania.

Mengapa Papua Nugini Bukan Anggota ASEAN?

ASEAN, atau Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara, adalah organisasi yang terdiri dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Untuk menjadi anggota ASEAN, negara harus:

* Berlokasi di Asia Tenggara secara geografis.* Diakui oleh semua negara anggota ASEAN.* Mematuhi Piagam ASEAN.* Memenuhi tugas dan kewajiban sebagai anggota ASEAN.

Baca Juga: Sejarah Ritual Malangan di Papua Nugini untuk Hormati Kerabat Wafat

Dari sisi geografis, seperti dibahas sebelumnya, Papua Nugini lebih memiliki kedekatan budaya dengan wilayah Kepulauan Pasifik daripada Asia Tenggara.

Sejak 1987, Papua Nugini adalah anggota Forum Kepulauan Pasifik (PIF), yang meningkatkan kerjasama antar negara dan wilayah di Oseania, termasuk pembentukan blok perdagangan dan operasi pemeliharaan perdamaian regional.

Oseania adalah wilayah geografis yang meliputi Australasia, Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia.

Ini merupakan salah satu alasan Papua Nugini dianggap memiliki hambatan untuk bergabung dengan ASEAN.

Sejak 1976, Papua Nugini hanya berstatus sebagai pengamat di ASEAN, bukan anggota penuh.

Papua Nugini juga belum mendapatkan pengakuan penuh dari negara-negara anggota ASEAN.

Indonesia adalah negara anggota ASEAN yang mendukung keanggotaan Papua Nugini.

Pada 2009, Papua Nugini mencoba meminta dukungan dari Filipina untuk keanggotaan di ASEAN, namun tidak ada tanggapan resmi.

Negara-negara anggota ASEAN lainnya, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei, tidak memberikan dukungan karena ketidakpuasan mereka terhadap status ekonomi Papua Nugini.

Sementara Laos dan Myanmar tidak memiliki posisi resmi mengenai permintaan Papua Nugini untuk menjadi anggota ASEAN.