Romantika-Tragedi: Ketika Pegawai VOC Mencintai Penari Kuil India

By Galih Pranata, Rabu, 29 Mei 2024 | 09:10 WIB
Dalam perjalanan Haafner ke India, pegawai VOC itu bertemu dengan Mamia, seorang penari kuil dari India yang kemudian membuatnya jatuh hati hingga kisahnya berakhir sebagai romantika-tragedi. (Wikimedia Commons/Galih Pranata)

Baca Juga: Kenapa VOC Membangun Banyak Benteng di Maluku dalam Sejarah Dunia?

Dia adalah gadis jelita yang baru berusia lima belas tahun. Menurut ketua dari kelompok musik dan penari itu, Mamia dapat membantu Haafner untuk menemukan jalan keluarnya. Tapi, Haafner lebih memilih menolaknya.

Ia beralasan bahwa status devadasi dianggap meragukan. Lebih jauh, barangkali Haafner memandang Mamia sebagai penari rendahan atau pelacur. Namun, harapan baik tak kunjung menghampiri Haafner.

Ia tetap tak mampu menemukan jalan keluarnya membuat Haafner menjadi semakin frustasi. Setelah lebih jauh lagi mengetahui kenyataan, ia menemukan bahwa Mamia adalah gadis suci, penari kuil bagi orang-orang India.

Maka setelahnya, Haafner hanya bisa menyesali keputusannya karena telah menolak Mamia. Saat ia meminta kembali kepada pemimpin kelompok musik itu, Mamia sudah pergi jauh.

Di perjalanan pulang, ia kecewa dan kegalauan datang berpilin-pilin. Di saat itu tangan Haafner digigit ular berbisa. Ia terinfeksi dan membengkak berwarna biru kehitaman. Menurut dokter bedah, tangannya harus diamputasi.

Haafner menolak saran dokter bedah itu. "Ia bahkan masih berharap bisa bertemu Mamia lagi dalam perjalanan ke Madras," terus Lex. Barangkali, ia meyakini bahwa Mamia bisa menolongnya dari kesusahan. Terlebih, atas penyesalannya.

Dalam memoar gubahannya, Haafner menuliskan jika ia telah yakin jatuh hati pada Mamia. Dan ketika ia menemukan Mamia di perjalanan menuju Madras, ia tuliskan dalam memoarnya:

"Mamia," aku berteriak keras, “Mamia sayang! Aku akhirnya bertemu denganmu lagi; Oh! Seberapa sering aku memikirkanmu!' – Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, air mataku mengalir deras, dan aku berdiri tak bergerak di hadapannya.

Bersama dengan Mamia, ia berhasil menemukan jalan keluar menuju Madras. Sesampainya di Madras, Haafner menemui dokter kenalannya, Beisser, yang menyembuhkannya dengan mengamputasi hanya ujung jari tengahnya.

Saat Mamia dan Haafner bertemu lagi di Madras, Haafner tidak percaya akan keberuntungannya. Dia menghabiskan banyak waktu bersama Mamia. Mereka melakukan perjalanan dan Mamia selalu berada mendampinginya.

Gambar penari kuil dari Jacob Haafner, berjudul 'Reize in eenen Palanquin,' (1808) yang salah satunya mengisahkan tentang Mamia. (Wikimedia Commons)