Apakah Anne Boleyn Benar-Benar Seorang Pezina dan Pengkhianat?

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 1 Juni 2024 | 14:35 WIB
Sebagai istri kedua Raja Henry VIII, Anne Boleyn adalah salah satu wanita paling berkuasa di dunia pada abad ke-16. Namun ia dieksekusi atas tuduhan perzinahan dan melawan raja. Apakah tuduhan itu nyata atau fitnah belaka? (Henry Nelson O'Neil)

Raja Henry VIII melakukan penyelidikan secara rahasia tentang upaya menceraikan Catherine dari Aragon bertahun-tahun sebelum Anne Boleyn muncul.

Anne Boleyn sebenarnya menolak ajakan raja untuk menjalin hubungan asmara. Dia melarikan diri dari istana kerajaan selama 1 tahun dimulai pada musim panas 1526 untuk menjauhkan diri dari bujuk rayu sang raja.

“Ada sejarawan yang menyebut bahwa Raja Henry VIII menjatuhkan hukuman mati kepada ratu yang dia cintai. Maaf, tapi cara seorang pria membunuh seorang wanita tidak membuktikan cintanya terhadap wanita tersebut. Jika bisa berakhir dengan pemenggalan kepala, maka itu bukanlah cinta,” tambah Nolan.  

Anne Boleyn ditangkap bersama dengan lima pria yang dituduh melakukan perzinahan pada bulan Mei 1536. Salah satu dari kelima pria itu adalah saudara laki-lakinya sendiri, George.

Ia diadili terlebih dahulu dan dinyatakan bersalah atas perzinahan, inses, dan pengkhianatan tingkat tinggi. Termasuk rencana untuk membunuh Raja Henry VIII agar dia bisa kawin lari dengan kekasihnya.

Pada saat yang sama, Raja Henry VIII sudah sangat tergila-gila dengan kekasihnya sendiri, Jane Seymour. Sang raja kemudian bertunangan dengannya sehari setelah eksekusi Anne Boleyn.

Nolan curiga catatan sejarah tentang Anne Boleyn lebih dari sekadar perzinahan. Banyak sejarawan menduga bahwa tuduhan terhadap Boleyn setidaknya dilebih-lebihkan dan paling buruk dibuat-buat oleh Thomas Cromwell.

Ia adalah penasihat Henry yang terlibat dalam perebutan kekuasaan dengan Anne Boleyn yang menjadi ratu saat itu. Nolan berpendapat bahwa kurangnya privasi Ratu dan keyakinan agamanya yang dipegang teguh akan membuat Anne Boleyn sulit untuk berselingkuh. Apalagi dengan banyak pria sekaligus.

Dua bulan sebelum eksekusinya, Anne Boleyn terlibat dalam pengesahan undang-undang nasional bertajuk Hukum Miskin. Undang-undang itu menyatakan bahwa pejabat lokal harus mencarikan pekerjaan untuk para pengangguran.

Undang-undang mengharuskan pembentukan dewan pemerintahan baru yang menyaingi dewan pemerintahan yang dipimpin oleh Thomas Cromwell.

“Kini kami memiliki alasan tentang mengapa Cromwell merasa terancam oleh Anne Boleyn,” kata Nolan. “Sang ratu bukanlah seorang pengganggu atau penggoda yang kejam. Sebaliknya, Anne Boleyn sebenarnya adalah seorang politisi pekerja."

"Ironisnya," imbuh Nolan, "ia dieksekusi karena mendukung undang-undang anti-kemiskinan yang radikal ini melalui parlemen.”