Nationalgeographic.co.id—Dunia hewan penuh dengan makhluk menarik, termasuk biawak dan komodo. Kedua hewan ini sering disalahartikan sebagai satu spesies, namun sebenarnya memiliki banyak perbedaan. Artikel ini akan membahas apakah biawak berbahaya dan apa saja perbedaannya dengan komodo.
Biawak umumnya berukuran lebih kecil daripada komodo dan memiliki temperamen yang lebih jinak. Namun, beberapa jenis biawak dapat menjadi agresif jika merasa terancam. Biawak juga membawa bakteri pada air liurnya yang dapat menyebabkan infeksi pada gigitannya.
Komodo, di sisi lain, adalah kadal terbesar di dunia dan merupakan predator puncak di habitatnya. Komodo dikenal dengan gigitannya yang berbisa dan kemampuannya untuk menelan mangsa utuh. Meskipun komodo umumnya tidak menyerang manusia, mereka dapat menjadi berbahaya jika terpojok atau didekati terlalu dekat.
Artikel ini akan membahas lebih detail tentang bahaya biawak dan komodo, serta perbedaan fisik dan perilaku mereka.
Tentang Spesis Purba yang Sudah Hidup Jutaan Tahun
Dikenal sebagai salah satu kadal raksasa, Varanus salvator atau biawak air Asia, berada di puncak hierarki keluarga Varanidae. Keluarga ini beranggotakan sekitar 50 spesies yang beragam, termasuk sang legendaris naga Komodo.
Melansir The Reptarium, biawak air sendiri merupakan spesies purba yang telah bertahan selama jutaan tahun.
Tubuhnya yang berotot dan ekor yang kokoh menjadikan biawak air Asia mudah dikenali. Warna dominan mereka adalah cokelat gelap atau hitam, dengan bintik-bintik kuning yang mencolok di perut, yang seringkali memudar seiring bertambahnya usia.
Leher yang panjang dan moncong yang runcing menjadi ciri khas mereka. Rahang kuat, gigi tajam bergerigi, dan cakar yang runcing bukan hanya alat makan, tetapi juga pertahanan dari predator.
Hidup semi-akuatik, biawak air Asia sering terlihat di dekat sumber air. Mereka bisa beradaptasi di air tawar maupun asin, namun juga lincah di darat dan mahir memanjat pohon.
Fakta menarik, biawak air Asia mampu menahan napas di bawah air hingga setengah jam!
Baca Juga: Hasil Kajian: Jumlah Turis ke Taman Nasional Komodo Perlu Dibatasi