Sebagai predator karnivora, biawak air Asia memiliki diet yang beragam. Mereka memburu serangga, burung, katak, hewan pengerat, dan kadang-kadang ular. Di Thailand dan Malaysia, biawak air juga diketahui memangsa kepiting dan ikan.
Ukuran biawak air Asia dewasa berkisar antara 4 hingga 6 kaki dengan berat 40 hingga 90 pon. Rekor untuk biawak air Asia terbesar adalah panjang 10,5 kaki dan berat 165 pon!
Biawak air Asia tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk di China, Thailand, Bangladesh, Vietnam, India, Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Mereka mendiami habitat yang beragam, dari hutan bakau hingga semak belukar.
Di penangkaran, biawak air Asia bisa hidup hingga 25 tahun dengan perawatan yang baik. Namun, di alam liar, umur mereka rata-rata hanya 11 tahun.
Apakah Biawak Berbahaya?
Mengenai bahaya, biawak air Asia memang memiliki bisa, tapi tidak membahayakan manusia. Mereka cenderung jinak dan jarang menyerang kecuali untuk membela diri.
Namun, perlu diingat bahwa gigitan mereka bisa menyebabkan luka dan infeksi bakteri, sehingga perlu penanganan medis cepat. Meski tentu saja insiden serangan sangat langka.
Untuk menjadikannya sebagai hewan peliharaan, biawak air Asia membutuhkan pemilik yang berpengalaman dengan reptil eksotis besar. Sebab, mereka memerlukan perhatian khusus, banyak ruang, dan bukan pilihan tepat bagi pemilik hewan peliharaan yang menginginkan hewan yang lebih mandiri.
Apa Perbedaan Biawak dengan Komodo?
Komodo dan biawak, dua spesies reptil yang memukau, memiliki ciri khas masing-masing yang mirip sekaligus unik. Berikut ini beberapa perbedaan biawak dengan komodo seperti dilansir dari Restorasi Ekosistem Riau.
Komodo, dikenal sebagai kadal terbesar di dunia, hanya bisa ditemukan di kepulauan Indonesia. Mereka memiliki gigitan yang mematikan, berkat racun yang mereka miliki. Biawak, lebih sering ditemui dan tersebar luas di Asia, Afrika, dan Australia.
Baca Juga: Biawak Kalimantan Ungkap Peran Kebun Binatang dalam Perdagangan Satwa