Dunia Hewan: Apakah Biawak Berbahaya? Apa Perbedaannya dengan Komodo?

By Ade S, Selasa, 4 Juni 2024 | 10:03 WIB
Salah satu pertanyaan yang sering muncul terkait dunia hewan: apakah biawak berbahaya dan apa yang membedakannya dari komodo dalam ekosistem mereka. (Carlos Delgado)

Nationalgeographic.co.id—Dunia hewan penuh dengan makhluk menarik, termasuk biawak dan komodo. Kedua hewan ini sering disalahartikan sebagai satu spesies, namun sebenarnya memiliki banyak perbedaan. Artikel ini akan membahas apakah biawak berbahaya dan apa saja perbedaannya dengan komodo.

Biawak umumnya berukuran lebih kecil daripada komodo dan memiliki temperamen yang lebih jinak. Namun, beberapa jenis biawak dapat menjadi agresif jika merasa terancam. Biawak juga membawa bakteri pada air liurnya yang dapat menyebabkan infeksi pada gigitannya.

Komodo, di sisi lain, adalah kadal terbesar di dunia dan merupakan predator puncak di habitatnya. Komodo dikenal dengan gigitannya yang berbisa dan kemampuannya untuk menelan mangsa utuh. Meskipun komodo umumnya tidak menyerang manusia, mereka dapat menjadi berbahaya jika terpojok atau didekati terlalu dekat.

Artikel ini akan membahas lebih detail tentang bahaya biawak dan komodo, serta perbedaan fisik dan perilaku mereka.

Tentang Spesis Purba yang Sudah Hidup Jutaan Tahun

Dikenal sebagai salah satu kadal raksasa, Varanus salvator atau biawak air Asia, berada di puncak hierarki keluarga Varanidae. Keluarga ini beranggotakan sekitar 50 spesies yang beragam, termasuk sang legendaris naga Komodo.

Melansir The Reptarium, biawak air sendiri merupakan spesies purba yang telah bertahan selama jutaan tahun.

Tubuhnya yang berotot dan ekor yang kokoh menjadikan biawak air Asia mudah dikenali. Warna dominan mereka adalah cokelat gelap atau hitam, dengan bintik-bintik kuning yang mencolok di perut, yang seringkali memudar seiring bertambahnya usia.

Leher yang panjang dan moncong yang runcing menjadi ciri khas mereka. Rahang kuat, gigi tajam bergerigi, dan cakar yang runcing bukan hanya alat makan, tetapi juga pertahanan dari predator.

Hidup semi-akuatik, biawak air Asia sering terlihat di dekat sumber air. Mereka bisa beradaptasi di air tawar maupun asin, namun juga lincah di darat dan mahir memanjat pohon.

Fakta menarik, biawak air Asia mampu menahan napas di bawah air hingga setengah jam!

Baca Juga: Hasil Kajian: Jumlah Turis ke Taman Nasional Komodo Perlu Dibatasi

Sebagai predator karnivora, biawak air Asia memiliki diet yang beragam. Mereka memburu serangga, burung, katak, hewan pengerat, dan kadang-kadang ular. Di Thailand dan Malaysia, biawak air juga diketahui memangsa kepiting dan ikan.

Ukuran biawak air Asia dewasa berkisar antara 4 hingga 6 kaki dengan berat 40 hingga 90 pon. Rekor untuk biawak air Asia terbesar adalah panjang 10,5 kaki dan berat 165 pon!

Biawak air Asia tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk di China, Thailand, Bangladesh, Vietnam, India, Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Mereka mendiami habitat yang beragam, dari hutan bakau hingga semak belukar.

Di penangkaran, biawak air Asia bisa hidup hingga 25 tahun dengan perawatan yang baik. Namun, di alam liar, umur mereka rata-rata hanya 11 tahun.

Apakah Biawak Berbahaya?

Mengenai bahaya, biawak air Asia memang memiliki bisa, tapi tidak membahayakan manusia. Mereka cenderung jinak dan jarang menyerang kecuali untuk membela diri.

Namun, perlu diingat bahwa gigitan mereka bisa menyebabkan luka dan infeksi bakteri, sehingga perlu penanganan medis cepat. Meski tentu saja insiden serangan sangat langka.

Untuk menjadikannya sebagai hewan peliharaan, biawak air Asia membutuhkan pemilik yang berpengalaman dengan reptil eksotis besar. Sebab, mereka memerlukan perhatian khusus, banyak ruang, dan bukan pilihan tepat bagi pemilik hewan peliharaan yang menginginkan hewan yang lebih mandiri.

Apa Perbedaan Biawak dengan Komodo?

Komodo dan biawak, dua spesies reptil yang memukau, memiliki ciri khas masing-masing yang mirip sekaligus unik. Berikut ini beberapa perbedaan biawak dengan komodo seperti dilansir dari Restorasi Ekosistem Riau.

Komodo, dikenal sebagai kadal terbesar di dunia, hanya bisa ditemukan di kepulauan Indonesia. Mereka memiliki gigitan yang mematikan, berkat racun yang mereka miliki. Biawak, lebih sering ditemui dan tersebar luas di Asia, Afrika, dan Australia.

Baca Juga: Biawak Kalimantan Ungkap Peran Kebun Binatang dalam Perdagangan Satwa

Komodo jantan dewasa memiliki berat yang mencapai 70-90 kg dan panjang hingga 2,59 meter. Komodo betina sedikit lebih ringan, dengan berat 69-73 kg dan panjang sekitar 2,29 meter. Sementara itu, biawak memiliki ukuran yang lebih variatif, dengan panjang umumnya antara 1-3 meter.

Habitat Komodo sangat eksklusif, terbatas pada Pulau Komodo dan beberapa pulau di sekitarnya. Sebaliknya, biawak menyebar di berbagai lingkungan, dari hutan hujan hingga daerah berair.

Dalam hal perilaku berburu, Komodo adalah predator yang dominan, memangsa hewan-hewan besar di ekosistemnya. Biawak juga merupakan karnivora, tetapi mangsanya cenderung lebih kecil. Komodo memiliki kemampuan berenang dan menyelam yang luar biasa, mampu mengejar mangsa dengan kecepatan hingga 20 km/jam.

Komodo sangat berbahaya dan tidak cocok untuk dijadikan hewan peliharaan. Di sisi lain, biawak, meskipun agresif, dianggap kurang berbahaya dan beberapa jenisnya bahkan dipelihara.

Dari perspektif konservasi, Komodo dikategorikan sebagai spesies yang Terancam Punah dan mendapat perlindungan khusus di Indonesia. Sedangkan biawak, meskipun statusnya Least Concern, beberapa spesiesnya menghadapi ancaman akibat perdagangan kulit dan penggunaan bagian tubuhnya dalam pengobatan tradisional.

Dengan mempelajari lebih lanjut tentang dunia hewan, kita dapat menghargai keunikan setiap spesies, termasuk biawak yang sering dianggap berbahaya dan komodo yang mempesona. Kedua makhluk ini mengajarkan kita bahwa dalam keragaman alam, terdapat pelajaran berharga tentang koeksistensi dan keharmonisan hidup.