Nationalgeographic.co.id—“Menurut kepercayaan tradisi masyarakat Banda, Laut Banda adalah perempuan, ikan adalah keturunan Banda, pala adalah buah dari surga, dan tanah adalah awal kehidupan," ujar Muhamad Farid, Rektor Universitas Banda Neira.
"Budaya," imbuhnya, "menjadi core bagi kehidupan masyarakat Banda dan perempuan di Banda memainkan peranan penting dalam melestarikan budaya, yang sekaligus berdampak kuat pada pelestarian hutan dan laut.”
Farid mengungkapannya dalam webinar bertajuk “Tradisi Sasi dan Peran Perempuan Banda Mengelola Sumber Daya Laut”, pada 7 Juni 2024. Diskusi yang digelar dalam webinar ini menyoroti hasil studi gender dan kultural dalam mengelola sumber daya kelautan di Kepulauan Banda, Maluku.
Program ini merupakan kolaborasi Coral Triangle Center (CTC) dan Photovoices International (PVI) untuk memeringati Hari Laut Sedunia pada 8 Juni dan Hari Terumbu Segitiga Karang Dunia pada 9 Juni.
Coral Triangle Center (CTC) adalah sebuah yayasan yang berpusat di Indonesia dengan cakupan regional dan berdampak global. Didirikan pada tahun 2010, CTC bekerja sama dengan masyarakat lokal, sektor swasta, pemerintah, dan mitra untuk memperkuat pengelolaan sumber daya laut di Segitiga Terumbu Karang untuk melindungi ekosistem terumbu karang, memastikan penghidupan berkelanjutan dan ketahanan pangan.
Sementara itu, Photovoices International (PVI) merupakan organisasi nirlaba Indonesia yang berkomitmen memberdayakan masyarakat terpinggirkan dan kurang terwakili untuk meningkatkan kehidupan. Berlandaskan pada kekuatan perspektif, masyarakat menyuarakannya melalui foto dan cerita.
Tema yang diangkat dalam peringatan Hari Segitiga Terumbu Karang dunia tahun ini, yakni “Menyeimbangkan Konservasi Laut dan Ekonomi Biru”.
Tema ini juga menyoroti pentingnya praktik konservasi tradisional dalam pengelolaan sumber daya laut, seperti sasi, yang menjadi instrumen penting di wilayah Segitiga Terumbu Karang. Kawasan ini memiliki kekayaan terumbu karang dan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Di Indonesia, salah satunya adalah Kepulauan Banda.
Baca Juga: Menguatkan Peran Perempuan dalam Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan