Masyarakat Adat: Lindungi 80 Persen Biodiversitas Bumi Lewat Tanah Adat

By Ade S, Kamis, 13 Juni 2024 | 12:03 WIB
Pejuang lingkungan hidup dari suku Awyu dan suku Moi dari Papua, menggelar doa dan ritual adat di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Senin (27/5/2024). Masyarakat adat menjaga biodiversitas, melindungi 80 persen keanekaragaman hayati Bumi untuk masa depan kita. Seperti apa contohnya? (KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

Berbagai rintangan juga harus mereka hadapi dalam berpartisipasi penuh di ekonomi formal, mendapatkan akses ke sistem peradilan, serta terlibat dalam proses politik dan pengambilan keputusan.

Masyarakat Adat, yang menguasai, menempati, atau memanfaatkan sekitar seperempat dari permukaan bumi, memainkan peran penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Mereka menjaga 80 persen dari biodiversitas yang tersisa di dunia.

Penelitian terkini menunjukkan bahwa hutan yang dikelola secara kolektif oleh Masyarakat Adat dan komunitas lokal berkontribusi dalam menyimpan sedikitnya seperempat dari total karbon di hutan tropis dan subtropis.

Kekayaan pengetahuan dan keterampilan turun-temurun mereka adalah aset yang tak ternilai dalam beradaptasi dan mengurangi risiko yang berkaitan dengan perubahan iklim dan bencana alam.

3 Contoh Masyarakat Adat Melindungi Alam

Berikut ini tiga cerita tentang masyarakat adat yang berada di garis depan dalam melindungi alam yang mereka andalkan, seperti dilansir dari Conservation News:

1) Para Perempuan Amazon Pelindung Lebah

Lebah Melipona, yang kecil dan tidak menyengat, memegang peran istimewa dalam warisan komunitas adat Amazon. Madu mereka, yang telah digunakan selama berabad-abad sebagai obat tradisional, adalah kunci dalam melawan infeksi dan mendukung penyerbukan serta regenerasi hutan.

Generasi demi generasi, manusia bergantung pada lebah ini, namun sekarang lebah Melipona yang membutuhkan bantuan. Terancam oleh deforestasi, penggunaan pestisida, dan perubahan iklim, perempuan adat berupaya agar pengetahuan turun-temurun mereka dapat melindungi spesies ini.

Program Beasiswa Perempuan Adat Amazonia dari Conservation International mendukung upaya ini dengan menyediakan dana, pelatihan, dan jaringan bagi perempuan untuk memimpin inisiatif konservasi.

Baru-baru ini, enam perempuan dari Bolivia, Kolombia, dan Ekuador berkumpul untuk bertukar pengetahuan tentang perlindungan lebah dan mempelajari lebih lanjut tentang manajemen sarang dan dinamika koloni.

Baca Juga: Debat Keempat: Cawapres Tanggapi Isu Lingkungan, Agraria, dan Adat