Sejarah Dunia: Kekaisaran Ottoman, Oasis 'Indah' Bagi Penduduk Yahudi

By Ade S, Minggu, 16 Juni 2024 | 08:03 WIB
Keluarga Yahudi Salonica pada tahun 1917. Jelajahi bagaimana Kekaisaran Ottoman menjadi surga bagi komunitas Yahudi dalam narasi sejarah yang memikat. (Unknown)

Namun, lama-kelamaan, asal-usul geografis menjadi kurang relevan. Dinamika kongregasi pun lebih banyak dipengaruhi oleh persaingan antara individu atau kelompok berpengaruh yang memiliki kepentingan berbeda.

Era abad ke-16 merupakan masa keemasan bagi Yahudi di bawah Ottoman. Dengan imperium yang terus berkembang, kebutuhan ekonomi pun meningkat, Yahudi diberi peluang untuk terjun dalam perdagangan dengan Eropa dan industri baru seperti tenun wol.

Tokoh-tokoh seperti Don Joseph Nasi dan Solomon ibn Yaish memimpin dengan memanfaatkan jaringan keluarga internasional dan pengetahuan tentang Eropa untuk tidak hanya mendukung Sublime Porte tetapi juga melindungi komunitas mereka.

Di samping kemakmuran ekonomi, budaya Yahudi juga mengalami masa kebangkitan. Shulchan Aruch karya Joseph Caro menjadi kode hukum Ibrani yang dihormati. Sementara itu Lurianic Kabbalah dari Safed di Palestina menandai salah satu aliran mistisisme Yahudi yang paling berpengaruh.

Masa-masa ini seolah menjadi pengejawantahan dari potensi budaya yang selama ini terpendam akibat berabad-abad penindasan. Seakan-akan komunitas pengasingan ini mendapatkan kebebasan untuk mengekspresikan diri sepenuhnya.

Dalam lipatan sejarah, Kekaisaran Ottoman menawarkan babak baru bagi "Yahudi". Mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga mekar dalam cahaya toleransi dan kemakmuran.