Ia meminta agar diizinkan membangun penjaranya sendiri. Yang mengejutkan—atau mungkin tidak—para pejabat Kolombia setuju.
Hasilnya adalah La Catedral yang mewah. Penjara mewah itu memiliki klub malam, sauna, air terjun, dan lapangan sepak bola. Sang raja kokain juga memiliki telepon, komputer, dan mesin faks saat dipenjara.
Setelah Escobar menyiksa dan membunuh dua anggota kartel di La Catedral, para pejabat memutuskan untuk memindahkannya ke penjara lain. Namun, sebelum dia dapat dipindahkan, Escobar melarikan diri pada bulan Juli 1992.
Perburuan besar-besaran untuk menangkap sang gembong narkoba
Setelah pelariannya, pemerintah Kolombia—yang kabarnya dibantu oleh pejabat AS dan kompetitor penyelundup narkoba—meluncurkan perburuan besar-besaran.
Pada tanggal 1 Desember 1993, Escobar merayakan ulang tahunnya yang ke-44, diduga menikmati kue, anggur, dan ganja. Keesokan harinya, tempat persembunyiannya di Medellin ditemukan.
Saat pasukan Kolombia menyerbu gedung tersebut, Escobar dan seorang pengawalnya berhasil mencapai atap. Pengejaran dan baku tembak pun terjadi dan Escobar ditembak mati.
Namun, beberapa orang berspekulasi bahwa Pablo Escobar bunuh diri. Escobar, yang kemungkinan akan diekstradisi ke AS jika tertangkap, pernah mengatakan bahwa ia lebih memilih kuburan di Kolombia daripada penjara di AS.