Suntikan tersebut dapat menopang pita suara yang memburuk atau lumpuh, memperkuat suara dan membantu pita suara berfungsi lebih baik.
Pada bedah tiroplasti, pita suara diubah posisinya dengan bantuan implan jaring yang dimasukkan melalui lubang kecil di leher. Hal ini dapat meningkatkan suara dan mengembalikan fungsi pita suara yang lemah atau lumpuh. Suara serak kronis terkadang dapat diobati dengan operasi yang mendeteksi saraf laring.
Meskipun demikian, banyak masalah suara yang dapat dihindari. “Kita perlu memikirkan suara kita sama seperti bagian tubuh lainnya dan berusaha menjaganya,” kata Curtis. Dan yang mengejutkan, beberapa organ yang dapat menjaga suara yang paling efektif tidak ada hubungannya dengan mulut atau tenggorokan.
Tetap aktif dan bugar seiring bertambahnya usia dapat membantu menjaga massa otot, kekuatan, dan stamina. Juga bermanfaat bagi sistem pernapasan, sementara kesehatan mulut yang baik dapat mencegah masalah pada air liur dan selaput lendir.
Pakar suara juga menekankan pentingnya nutrisi dan hidrasi. Mereka menyarankan orang lanjut usia untuk minum banyak air serta mengonsumsi makanan sehat yang dapat membantu menjaga fungsi sel. Para ahli juga menyarankan penggunaan pelembap udara di rumah.
Meskipun para peneliti mungkin tidak sependapat mengenai peran berbagai faktor dalam pelestarian suara, mereka sepakat dalam satu hal. Merokok tidak hanya mengganggu suara, namun terkadang dapat menyebabkan kanker yang fatal pada organ yang menghasilkan ucapan Anda.
Dampak psikologis dari perubahan suara yang tidak diinginkan juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, kata Curtis. Sebagian orang lanjut usia jatuh ke dalam “lingkaran setan” setelah kehilangan kepercayaan terhadap suara mereka.
“Seseorang merasa suaranya berubah. Jika hal ini memengaruhi kemampuannya untuk berpartisipasi dalam aktivitas pribadi, profesional, atau sosial, mereka dapat mulai menarik diri dari pergaulan dan menjadi depresi,” katanya.
Hal ini menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatkan isolasi dan kelemahan serta menurunkan kualitas hidup. Pada akhirnya, bahkan membahayakan kesehatan orang lanjut usia.
Apakah penerimaan diri merupakan bagian dari solusi? Mungkin. Penelitian menunjukkan bahwa orang lanjut usia yang takut akan stigma atau kesulitan menerima perubahan suara dapat kehilangan intervensi yang efektif.
Namun para peneliti berupaya menegaskan bahwa perubahan suara adalah realitas netral yang mencerminkan perjalanan waktu. Dan ternyata, orang lanjut usia mungkin juga mengikuti hal yang sama.
Hingga 80 persen orang lanjut usia yang menderita disfonia sebenarnya memutuskan untuk melewatkan pengobatan, demikian temuan penelitian.
Meskipun demikian, kata Curtis, tidak ada salahnya mencari bantuan. Dia menyarankan agar individu yang mengalami perubahan drastis dan mereka yang merasakan dampak terhadap kemampuan untuk bersosialisasi untuk berbicara dengan dokter.