Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru para ahli biologi di Tel Aviv University menunjukkan bahwa tanaman memancarkan senyawa kimia organik dan suara ultrasonik saat tertekan. Mereka mengembangkan model pembelajaran mesin yang berhasil mengidentifikasi kondisi tanaman.
Dalam penelitian baru tersebut, mereka merekam suara ultrasonik yang dipancarkan oleh tanaman tomat dan tembakau di dalam ruang akustik dan di rumah kaca. Mereka juga memantau parameter fisiologis tanaman.
Para peneliti itu mengembangkan model pembelajaran mesin yang berhasil mengidentifikasi kondisi tanaman, termasuk tingkat dehidrasi dan cedera, hanya berdasarkan suara yang dipancarkan.
Frekuensi suara ini terlalu tinggi untuk dideteksi oleh telinga manusia, tetapi mungkin dapat dideteksi oleh organisme lain seperti serangga, mamalia, dan mungkin tumbuhan lain.
Temuan mereka itu telah dipublikasikan di jurnal Cell secara daring dengan judul "Sounds emitted by plants under stress are airborne and informative."
Tanaman yang mengalami stres menunjukkan fenotipe yang berubah, termasuk perubahan warna, bau, dan bentuk. Namun, suara udara yang dipancarkan oleh tumbuhan yang tertekan belum pernah diteliti sebelumnya.
"Di sini kami menunjukkan bahwa tanaman yang tertekan mengeluarkan suara di udara yang dapat direkam dari jarak jauh dan diklasifikasikan," tulis peneliti.
Tumbuhan menunjukkan perubahan signifikan dalam fenotipe mereka sebagai respons terhadap stres. Mereka berbeda secara visual, sehubungan dengan warna dan bentuk, dari tanaman tanpa tekanan.
Mereka juga memancarkan senyawa organik yang mudah menguap, misalnya, ketika terkena kekeringan atau herbivora. Senyawa-senyawa tersebut juga dapat mempengaruhi tanaman tetangga, sehingga terjadi peningkatan resistensi pada tanaman tersebut.
Secara keseluruhan, tanaman telah dibuktikan menghasilkan isyarat visual, kimiawi, dan sentuhan, yang dapat ditanggapi oleh organisme lain.
Namun demikian, kemampuan tumbuhan untuk mengeluarkan suara di udara, yang berpotensi terdengar oleh organisme lain, belum cukup dieksplorasi.
“Bahkan di lapangan yang sunyi, sebenarnya ada suara yang tidak kita dengar, dan suara itu membawa informasi,” kata Profesor Lilach Hadany dari Tel Aviv University, penulis senior studi tersebut.
Source | : | Sci News,Cell |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR