“Ada hewan yang bisa mendengar suara ini, jadi ada kemungkinan banyak interaksi akustik yang terjadi.”
Meskipun getaran ultrasonik telah dicatat dari tanaman sebelumnya, ini adalah bukti pertama bahwa mereka mengudara, sebuah fakta yang membuat mereka lebih relevan untuk organisme lain di lingkungan.
Dalam penelitian mereka, Profesor Hadany dan rekannya menggunakan mikrofon untuk merekam tanaman tomat dan tembakau yang sehat dan stres, pertama di ruang akustik kedap suara dan kemudian di lingkungan rumah kaca yang lebih bising.
Mereka menekankan tanaman melalui dua metode, yaitu dengan tidak menyiraminya selama beberapa hari dan dengan memotong batangnya.
Setelah merekam tanaman, para peneliti melatih algoritma pembelajaran mesin untuk membedakan antara tanaman tanpa tekanan, tanaman haus, dan tanaman potong.
Peneliti menemukan bahwa tanaman yang stres mengeluarkan lebih banyak suara daripada tanaman yang tidak stres.
Suara tanaman menyerupai letupan atau bunyi klik, dan satu tanaman yang tertekan mengeluarkan sekitar 30-50 klik ini per jam pada frekuensi 40-80 kHz dan interval yang tampaknya acak, tetapi tanaman yang tidak tertekan mengeluarkan suara yang jauh lebih sedikit.
“Saat tanaman tomat tidak stres sama sekali, mereka sangat pendiam,” kata Profesor Hadany.
Tanaman yang kekurangan air mulai mengeluarkan suara sebelum terlihat dehidrasi atau kekurangan cairan, dan frekuensi suara memuncak setelah 5 hari tanpa air sebelum berkurang lagi saat tanaman benar-benar kering. Jenis suara yang dikeluarkan berbeda dengan penyebab stres.
Algoritma pembelajaran mesin mampu secara akurat membedakan antara dehidrasi atau kekurangan cairan dan stres akibat pemotongan dan juga dapat membedakan apakah suara tersebut berasal dari tanaman tomat atau tembakau.
Meskipun penelitian difokuskan pada tanaman tomat dan tembakau karena mudah tumbuh dan terstandarisasi di laboratorium, para peneliti juga mencatat berbagai spesies tanaman lainnya.
Kisah Manuela Escobar Berusaha Menghilang dari Bayang-Bayang Buruk Pablo Escobar
Source | : | Sci News,Cell |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR