Aphrodite dalam Mitologi Yunani Lebih dari Sekedar Simbol Kecantikan

By Ricky Jenihansen, Senin, 1 Juli 2024 | 08:00 WIB
Patung Dewi Aphrodite. Bagi orang Yunani kuno, Aphrodite dalam mitologi Yunani lebih dari sekadar cinta dan keindahan. (Public Domain)

Kita mengenal Nestor, raja Mycenaean yang bijaksana, dari Iliad. Pelayannya yang cantik, Hekamede, membawakannya bejana minum emas bergagang empat.

5. Alam

Meskipun berkuasa atas tumbuh-tumbuhan dan kesuburan, Aphrodite tidak berdaya menghentikan kematian kekasih fananya, Adonis.

Jadi para penyembahnya di seluruh Mediterania timur ikut berduka cita atas kekalahannya dalam festival Adoneia.

Penyair komik Euboulos menulis bahwa Aphrodite membaringkan Adonis di atas daun selada setelah kematiannya.

Jadi di Athena, kematian Adonis dilambangkan dengan “pecahan pot” berisi selada, yang dibiarkan layu di atap rumah selama festival.

Diejek oleh penyair komik kontemporer, kesungguhan Adoneia sebagian besar dianggap tidak masuk akal oleh penulis selanjutnya.

Pada tahun 290 SM, dramawan Menander, misalnya, menggambarkan Adoneia sebagai pesta semalaman yang riuh.

Itu juga yang mungkin menjelaskan mengapa orang Yunani tidak mempunyai tanggal pasti untuk merayakannya.

Kita tahu dari teks-teks kuno bahwa para pengikut Aphrodite membawa persembahan alam sebagai hadiah persembahan ke kuilnya.

Dalam seruan puitisnya kepada Aphrodite, penyair abad keenam SM, Sappho, menyebutkan apel, bunga, nektar, dan dupa.

Persembahan organik semacam itu merupakan aspek kuno yang sebagian besar telah hilang, namun para arkeolog juga menemukan kerikil dan kerang di situs Aphrodite.

Ingatan akan hadiah daur ulang tersebut, mengembalikan alam ke aslinya, menunjukkan rasa hormat terhadap Aphrodite dari sudut pandang ekologi.