Pada tahun yang sama, di tahun 1667, Inggris mulanya membangun koloni di Pulau Run dan dalam banyak hal menjadikan Run sebagai koloni pertama kekaisaran mereka yang cemerlang untuk masa depan.
Inggris sangat memegang erat koloni mereka sampai suatu saat Belanda menunjukkan kekuatan militer sedemikian rupa yang menginvasi Run, sehingga mereka harus melepaskan klaim teritorial mereka.
Sebelum kemenangan telak militer Belanda, penduduk Banda dan pribumi setempat melakukan politik adu domba kedua kekaisaran itu dan berusaha mendapatkan kesepakatan terbaik bagi diri mereka sendiri.
Politik adu domba ini diketahui oleh Kerajaan Belanda. Hal ini mengakibatkan Belanda menganggap bahwa penduduk setempat tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diajaknya berinvestasi sesuai dengan tujuan mereka.
Alhasil, kemurkaan militer Belanda mendorong mereka untuk melakukan genosida terhadap penduduk asli, yang mengakibatkan kematian tiga belas ribu dari lima belas ribu penduduk setempat.
Jumlah ini mungkin jauh lebih tinggi jika Belanda tidak mengampuni penduduk di Banda yang membelot untuk mendukung Belanda.
Sementara Inggris dan Belanda telah berdamai, Inggris murka karena Belanda mengusir seluruh bangsa Inggris dari Pulau Run dan diketahui telah membuat rencana untuk membagi Nieuw Amsterdam demi kepentingan mereka sendiri.
Setelah konflik berkepanjangan, antara Belanda dan Inggris memutuskan untuk mengadakan perjanjian yang dikenang sebagai Treaty of Breda pada 31 Juli 1667. Kesepakatan untuk menukar Pulau Run dengan Nieuw Amsterdam.
Ironisnya, Belanda kemudian mendapatkan kembali Nieuw Amsterdam untuk waktu yang singkat. Meski demikian, Belanda yang senang berdagang, kembali menukar Nieuw Amsterdam dengan Suriname yang kemudian menjadi koloninya selama beberapa abad.
Setelahnya, Kerajaan Belanda memberikan octrooi kepada VOC untuk dapat memanfaatkan Pulau Run sebagai penggerak roda ekonomi Belanda. Dengan cepat VOC menjadi perusahaan dagang kuasi-nasional yang kuat.
"Mereka memanfaatkan margin keuntungan berlimpah untuk meraih kesuksesan besar, hingga ditemukan stimulan kuat lainnya termasuk tembakau dan teh yang membantu menunjang kesuksesan perusahaan Hindia Timur itu," imbuh Howells.