3 Samurai Non-Jepang: Ada yang Besar di Indonesia, Ada Juga dari Dinasti Ming

By Ade S, Rabu, 3 Juli 2024 | 18:03 WIB
John Henry Schnell. Ini dia 3 sosok samurai yang tidak memiliki darah Jepang. Salah satunya pernah besar di Indonesia. Ada pula yang muncul usai keruntuhan Dinasti Ming. (Unknown)

Di Aizu, Henry Schnell menjalin hubungan dekat dengan Matsudaira Katamori, penguasa setempat. Saking senangnya dengan Henry, Katamori menganugerahkan nama keluarga Jepang kepadanya, Hiramatsu, yang merupakan pembalikan kanji dari Matsudaira.

Ini merupakan bentuk penghormatan yang tinggi. Hiramatsu Buhei yang baru saja diangkat ini pun menerima rumah, tanah, dan hak untuk membawa pedang, memenuhi semua syarat untuk diklasifikasikan sebagai samurai.

Setelah perang, Schnell membawa istri Jepang dan beberapa keluarga samurai pindah ke California untuk mendirikan perkebunan sutra dan teh. Sayangnya, usaha tersebut gagal, dan ia menghilang bersama seluruh keluarganya.

Meski begitu, para penghuni koloni tersebut menjadi pemukim Jepang pertama di California. Bahkan, putri keduanya, Mary, kemungkinan besar adalah orang pertama keturunan Jepang yang lahir di Amerika Serikat.

Hingga kini, beberapa keluarga Jepang-Amerika tertua di California dapat melacak akar mereka ke perkebunan yang didirikan oleh samurai asing, Henry Schnell.

Giuseppe di Chiara: Samurai Pastor yang Terpaksa

Pada tahun 1643, misionaris Giuseppe di Chiara menginjakkan kaki di Jepang. Kedatangannya bertujuan untuk mencari rekannya, Pastor Cristóvão Ferreira, yang sebelumnya murtad setelah mengalami penyiksaan tsurushi.

Tsurushi adalah hukuman kejam berupa digantung terbalik lalu dicelupkan ke lubang berisi kotoran. Hukuman ini didesain khusus untuk menghancurkan mental para pemeluk Kristen di masa ketika agama tersebut dilarang di Jepang.

Meski begitu, bagi Gereja Katolik, kemurtadan adalah masalah serius, tak peduli situasinya. Itu sebabnya mereka mengirim Chiara untuk menyelidiki. Chiara pun segera ditangkap dan disiksa, membuatnya mengetahui nasib Ferreira secara langsung.

Sisa hidupnya dihabiskan dengan tahanan rumah di Jepang. Dia harus menjalankan perintah shogunat seperti memeriksa barang bawaan kapal asing untuk memastikan tidak ada artefak Kristen yang diselundupkan.

Kisah Chiara diabadikan dalam novel Silence karya Shusaku Endo, yang kemudian diadaptasi menjadi film sukses arahan Martin Scorsese. Andrew Garfield berperan sebagai karakter yang terinspirasi dari Chiara, termasuk ditugaskan menikahi seorang perempuan Jepang atas perintah pemerintah.

Baca Juga: 700 Tahun Berkuasa, Singkap Sejarah Shogun di Kekaisaran Jepang