Sejarah Abad Pertengahan: Tak Hanya Manusia, Hewan Juga Diadili!

By Galih Pranata, Kamis, 22 Agustus 2024 | 14:00 WIB
Kartografi tentang pengadilan babi betina dan anak-anaknya atas tuduhan pembunuhan. Sebuah gambaran peradilan hewan di Eropa pada abad pertengahan. (Fine art America)

Nationalgeographic.co.id—Jika membaca kembali kondisi sejarah abad pertengahan, tentunya kita akan menemukan banyak tradisi dan fakta yang menarik, terkadang juga terdengar aneh dan tak masuk di akal.

Ambil contoh salah satu keanehan di abad pertengahan adalah adanya pengadilan hewan. Sungguh! Di Eropa Abad Pertengahan, hewan dapat dituntut atas berbagai kejahatan, dan diadili di pengadilan seperti halnya manusia.

Uniknya, "jika diadili di pengadilan gerejawi, hewan bahkan memiliki pengacara yang ditunjuk untuk bertindak sebagai pembela umum mereka," tulis Khalid Elhassan.

Ia menulis fakta menarik tersebut dalam artikelnya yang dimuat dalam History Collection berjudul Odd Medieval Practices That Seem Too Strange to Be True yang diterbitkan pada 28 September 2023.

Mereka tidak diberikan perwakilan hukum jika diadili di pengadilan sekuler, tetapi sekali lagi, terdakwa manusia juga tidak. Dan seperti halnya manusia, jika terbukti bersalah, pihak berwenang dapat menerapkan hukuman kejam terhadap hewan seperti yang berlaku di abad pertengahan.

Sebagai contohnya, pengadilan hewan yang menggemparkan juga pernah terjadi pada tahun 1457. Dikabarkan bahwa seekor babi betina di Savigny, Prancis, yang memiliki enam anak babi, telah menyerang dan membunuh seekor anak babinya yang berusia lima tahun.

Sekali pun hari ini menjadi tuntutan pidana, pastinya pemilik babi betinalah yang mungkin menghadapi tuntutan pidana akibat kelalaiannya. Namun, di Eropa abad pertengahan memiliki sudut pandang yang berbeda tentang hukum dan keadilan.

Alih-alih mendatangkan pemiliknya, "pihak berwenang di Savigny malah mendakwa babi betina itu dengan pembunuhan, dan mengajukan tuntutan terhadap anak-anak babi sebagai kaki tangan," imbuh Khalid.

Seorang pengacara akhirnya ditunjuk untuk membela terdakwa, dan setelah kesaksian didengar, seorang hakim memutuskan bahwa sang ibu babi itu telah bersalah. Sesuai dengan adat setempat, ia menjatuhkan hukuman gantung.

Babi itu dieksekusi dengan melilitkan tali pada kakinya. Ia digantung dengan posisi kaki yang tergantung dengan kepala di bawah. Dibiarkan tergantung pada kaki belakangnya sampai babi itu telah diketahui tidak bernyawa.

Ilustrasi dari Chambers Book of Days yang menggambarkan seekor induk babi betina dan anak-anaknya diadili atas tuduhan pembunuhan seorang anak. Pengadilan tersebut diduga terjadi pada tahun 1457, induk babi tersebut dinyatakan bersalah dan anak-anak babi tersebut dibebaskan. (Wikimedia Commons)

Baca Juga: Dunia Hewan: Paus dan Lumba-lumba Diburu Secara Aktif pada Era Romawi?