Menurut Victor Xiong, seorang profesor sejarah di Western Michigan University, kemungkinan sosok tersebut berasal dari Asia Tengah.
Makam itu sendiri milik seorang pria berusia 63 tahun yang meninggal pada tahun 736 M, beserta istrinya. Terdiri dari ruang bata tunggal, pintu, koridor, dan platform tempat peti mati diletakkan, makam ini menjadi kapsul waktu yang kaya akan budaya dan tradisi Dinasti Tang.
Lukisan-lukisan di dinding makam, pintu, koridor, dan platformnya menceritakan kisah tentang kehidupan di era tersebut. Dari adegan domestik hingga ritual keagamaan, mural-mural ini memberikan wawasan unik tentang bagaimana masyarakat Dinasti Tang hidup, bekerja, dan merayakan.
"Bahkan langit-langit kubah ruang tersebut dihiasi dengan gambar yang mungkin naga dan phoenix, simbol kekuatan dan kemakmuran dalam budaya Tiongkok," ujar Metcalfe.
Para penjaga makam
Sosok-sosok penjaga berjubah kuning dengan pedang di pinggang menyambut para pengunjung ke makam Dinasti Tang yang berusia berabad-abad ini.
Lukisan-lukisan di pintu makam ini hanyalah sebagian kecil dari harta karun visual yang ditemukan di dalam, menawarkan jendela yang tak ternilai ke kehidupan dan kematian di era kekaisaran yang gemilang ini.
Melangkah lebih jauh, kita disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah dan adegan kehidupan sehari-hari yang diabadikan dalam mural yang terawat dengan baik.
Pria yang tekun mengirik gandum, wanita yang gigih menggiling tepung, dan aroma mie yang baru dibuat memenuhi udara saat kita mengamati penggambaran realistis ini.
"Di bawah rindangnya pohon yang digambarkan dengan indah, para pria dan wanita ini menjalani hidup mereka, jauh dari hiruk pikuk istana kekaisaran," jelas Metcalfe.
Baca Juga: Kenapa Dinasti Ming Pindahkan Ibu Kota Kekaisaran Tiongkok ke Beijing?