Misteri Orphic, Kepercayaan Bangsa Yunani Kuno yang Sering Dicemooh

By Ade S, Minggu, 21 Juli 2024 | 13:03 WIB
Mosaik orphic ditemukan di banyak vila Romawi akhir. Jelajahi Misteri Orphic, agama Yunani Kuno yang penuh kontroversi. Temukan ritual, mitos, dan pengaruhnya pada filsafat dan budaya. (Giovanni Dall'Orto)

Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda mendengar tentang Misteri Orphic? Sebuah aliran kepercayaan kuno yang berkembang di Yunani Kuno, Misteri Orphic menawarkan perspektif unik tentang jiwa, reinkarnasi, dan kehidupan setelah kematian.

Namun, berbeda dengan kepercayaan Yunani Kuno pada umumnya, Misteri Orphic sering dicemooh dan dianggap sebagai ajaran yang aneh dan penuh kontroversi.

Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang Misteri Orphic, mulai dari ritual dan keyakinannya hingga pengaruhnya pada filsafat dan budaya Yunani Kuno.

Mari selami dunia penuh teka-teki dan kontroversi ini, dan temukan bagaimana Misteri Orphic, meskipun sering dicemooh, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah pemikiran Yunani Kuno.

Awal mula

Terlahir dari rahim Yunani kuno, Misteri Orphic menelusuri jejaknya hingga abad ke-6 SM. Ajaran ini dinamai berdasarkan sosok legendaris Orpheus, pahlawan Yunani yang tak hanya terkenal sebagai musisi dan penyair, tetapi juga nabi dalam mitologi Yunani.

Orpheus digambarkan sebagai sosok karismatik dengan kemampuan bermusik yang memukau. Konon, alunan melodinya mampu menyihir semua makhluk hidup, meskipun genre rock masih jauh di masa depan.

Kisah paling terkenal tentang Orpheus adalah petualangannya ke Dunia Bawah untuk membawa kembali sang istri tercinta, Eurydice. Kegagalannya dan kepulangannya sendiri kemudian menjadi narasi sentral dalam tradisi Orphic, melambangkan kematian dan kelahiran kembali.

Jejak awal Misteri Orphic dapat ditelusuri hingga puisi abad ke-6 SM. Coretan grafiti dari abad ke-5 SM yang menyebut "Orphics" juga menjadi bukti keberadaan mereka.

Salah satu sumber terpenting adalah Papirus Derveni, yang diperkirakan berasal dari abad ke-5 SM, atau mungkin lebih tua lagi. Herodotus, Euripides, dan Plato pun turut menyinggung kepercayaan Orphic dalam karya mereka.

"Diduga kuat bahwa Orphism berkembang di Thrace sebelum menyebar ke seluruh penjuru Yunani, tutur Robbie Mitchell di laman Ancient Origins.

Baca Juga: Sejarah Dunia: Perbandingan Peradaban Yunani Kuno dan Romawi Kuno