Sejarah Perang Dunia II: Saat Warga London Hidup di Bawah Bayang-Bayang

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 27 Juli 2024 | 08:03 WIB
Warga London hidup di bawah bayang-bayang saat peristiwa The Blitz dalam sejarah Perang Dunia 2. (Public Domain)

Memang Inggris memiliki sistem pertahanan udara terpadu, Sistem Dowding, yang memantau pesawat yang datang dan mengirim pesawat tempur untuk mencegat seperti Supermarine Spitfire.

Akan tetapi banyak pesawat pengebom yang berhasil lolos untuk mengirimkan muatan mematikan mereka.

Dalam Pertempuran Inggris, Luftwaffe bertujuan untuk menghancurkan Angkatan Udara Kerajaan (RAF), baik di udara maupun di darat, sementara tujuan sekundernya adalah untuk meneror penduduk sipil.

Ketika Luftwaffe mulai kalah dalam pertempuran , maka ia lebih berkonsentrasi pada target sipil.

Sebagian besar serangan dilakukan pada malam hari karena kegelapan adalah perlindungan terbaik bagi pesawat pengebom Jerman terhadap pesawat tempur dan senjata antipesawat.

Para pengebom dipandu oleh radar ke target mereka, tetapi pemboman tetap sangat tidak akurat sehingga bahkan ketika bangunan-bangunan strategis seperti pabrik menjadi target, biasanya ada kerusakan besar pada wilayah sipil.

London pertama kali dibom pada tanggal 24 Agustus 1940 sebagai balasan terhadap Inggris yang salah melakukan pengeboman ke Jerman.

Para pengebom seharusnya menyerang terminal minyak tetapi secara keliru mengenai wilayah sipil di Jermah.

Hal itu memicu Jerman menyerang balik wilayah sipil Inggris. Kondisi itu meningkat menjadi kengerian yang tak terbayangkan.

Pengeboman sistematis London dimulai pada tanggal 7 September 1940 dan berlanjut hingga pertengahan Mei 1941. Pers Inggris menyebut kampanye ini "Blitz".

Raja George VI dan Ratu Elizabeth di tengah reruntuhan dampak London Blitz dalam sejarah Perang Dunia 2. (Imperial War Museums/Creative Commons)

Tempat Penampungan Komunitas