Sejarah Perang Dunia II: Saat Warga London Hidup di Bawah Bayang-Bayang

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 27 Juli 2024 | 08:03 WIB
Warga London hidup di bawah bayang-bayang saat peristiwa The Blitz dalam sejarah Perang Dunia 2. (Public Domain)

Inggris memperkirakan akan ada serangkaian serangan bom ke wilayah London. Kengerian perang udara modern telah ditunjukkan dengan sangat jelas dalam Perang Saudara Spanyol (1936-39).

Pada saat itu Luftwaffe secara aktif melakukan pengeboman. Seorang warga London, Tn. Overlander, menjelaskan:

Mereka memperkirakan akan ada banyak sekali korban sipil yang meninggal. Semua sekolah dan taman bermain diubah menjadi kamar mayat darurat dengan tandu dan semacamnya untuk menaruh mayat.

Sementara warga London hidup di bawah bayang-bayang, bersembunyi di bawah tanah. Hidup dalam kegelapan menghindari bom Jerman dan Italia sepanjang sejarah Perang Dunia 2.

Pemerintah Inggris membuat kebijakan bahwa tempat perlindungan masyarakat memang diperlukan. Tapi tidak boleh mengumpulkan banyak orang di satu tempat, karena akan mengakibatkan lebih banyak korban di tempat bom jatuh.

Bahkan ada buklet pemerintah, The Protection of Your Home Against Air Raids, yang mendorong orang untuk membuat 'ruang perlindungan' di rumah, ruang bawah tanah, atau gudang batu bara mereka.

Konsekuensi dari kebijakan ini adalah bahwa pemerintah daerah didelegasikan untuk membangun dan mengatur tempat perlindungan umum.

Ruang Bawah Tanah

Warga London dengan cepat memahami bahwa stasiun bawah tanah London Tube adalah tempat yang aman untuk menghindari serangan udara.

Memang, jaringan bawah tanah tersebut pernah menjadi tempat berlindung selama serangan udara pada Perang Dunia Pertama (1914-1918).

Pemerintah tidak mendukung hal ini karena dapat mengganggu jalannya kereta api, tetapi keinginan rakyat membuat hal itu tak terbendung karena ribuan orang berkumpul di setiap stasiun setiap malam.

Orang harus membawa perlengkapan tidur sendiri, ada banyak kebisingan dari obrolan dan anak-anak berlarian.

Sementara itu, sanitasi sangat terbatas, tetapi hal ini tidak menyurutkan minat lebih dari 150.000 orang (sekitar 4% dari populasi London) yang memilih untuk bermalam di stasiun.

Bahkan kereta bawah tanah pun tak luput dari kerusakan akibat bom. Stasiun Sloane Square terkena bom pada 12 November dan 37 orang tewas.

Pada 11 Januari, tercatat dalam sejarah Perang Dunia 2 sebuah bom menghantam ruang tunggu di Stasiun Bank.

Bom tersebut menyebabkan eskalator runtuh dan gelombang ledakan menyapu orang-orang yang berlindung di peron di bawah ke jalur kereta. Sebanyak 111 orang tewas dalam insiden itu.