Ratu Prancis Marie Louise dari Austria dan Pangeran Austria
Tampaknya para Ratu Prancis memiliki titik lemah terhadap para pangeran asing. Seperti yang juga terjadi pada Ratu Marie Louise dari Austria, istri kedua Napoleon Bonaparte, yang sibuk berselingkuh dengan seorang Pangeran Austria. Sang pangeran bernama Adam Albert von Neipperg. Saat itu, suaminya diasingkan ke Pulau Elba.
Seperti yang umum terjadi pada saat itu, dan sepanjang sejarah dunia, pernikahan antara Marie dan Napoleon merupakan aliansi politik. Pernikahan semacam ini sering kali menyebabkan kesepian.
Maka tidak mengherankan jika turun takhta sang kaisar dan pengasingan berikutnya membuatnya merasa kesepian dan terasing. Selama periode inilah ia dikatakan telah menemukan pelipur lara dan persahabatan dalam pelukan Pangeran von Neipperg.
Hubungan mereka berkembang selama Napoleon diasingkan. Dan mereka melanjutkan hubungan mereka setelah kematiannya. Hubungan Marie Louise dengan von Neipperg menjadi subjek kontroversi dan skandal. “Terutama karena melibatkan seorang bangsawan Austria dan bertentangan dengan harapan kesetiaan perkawinannya,” tambah Mitchell.
Namun seiring berjalannya waktu, Marie Louise dan von Neipperg secara terbuka mengakui hubungan tersebut. Keduanya bahkan memiliki beberapa anak bersama. Karena kepekaan politik, mereka merahasiakan hal-hal tersebut. Setelah kematian Napoleon, Marie tidak terlalu menonjolkan diri dari biasanya, tetapi perselingkuhan itu sendiri sudah diketahui umum.
Ratu Isabeau dari Bavaria dan kakak iparnya
Ratu Isabeau dari Bavaria adalah permaisuri Raja Charles VI dari Prancis. Seperti kebanyakan Ratu Prancis lainnya, ia dikelilingi oleh skandal dan rumor tentang banyak perselingkuhan selama masa pemerintahannya. Yang paling menonjol, dikatakan bahwa ia berselingkuh dengan kakak iparnya, Louis, Duke of Orleans. Louis pun pernah terlibat dalam pembunuhan.
Dilihat dari sisi Isabeau, pernikahannya dengan Charles VI bukanlah pernikahan yang mudah. Dikenal dalam sejarah sebagai "Charles si Gila", suaminya menderita penyakit mental. Kondisi tersebut membuatnya tidak mampu memerintah secara efektif. Urusan sehari-hari dalam menjalankan negara sebagian besar menjadi tanggung jawab Isabeau dan saudara iparnya.
Diduga bahwa seiring berjalannya waktu, keduanya berubah dari sekutu politik menjadi sesuatu yang jauh lebih intim. Mengingat keadaan pernikahannya yang menyedihkan, hal itu sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Charles menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mengunci diri, mengomel, mengamuk, dan menyerang orang-orang terdekatnya.
Desas-desus tentang hubungan mereka menimbulkan tuduhan pengkhianatan dan mempertanyakan kesetiaan Isabeau kepada raja. Isabeau adalah seorang politikus dan menyadari bahwa dirinya berada dalam masalah.
Baca Juga: Benarkah Hobi Belanja Ratu Prancis Marie Antoinette Memicu Revolusi?