Mengenang Mesranya Hubungan Kekaisaran Ottoman dengan Kerajaan Jawa

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 31 Juli 2024 | 12:00 WIB
Kekaisaran Ottoman (Turki Usmani) mempunyai hubungan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara, temasuk Jawa. (New Mandala)

Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Ottoman (Turki Usmani) yang didirikan oleh Osman I pada 1299 merupakan kerajaan Islam terbesar yang berkuasa antara abad ke-13 hingga awal abad ke-20.

Kekaisaran Ottoman Islam ini awalnya beribu kota di Anatolia. Lalu sempat beberapa kali dipindahkan hingga akhirnya menetap di Konstantinopel atau Istanbul.

Selama enam abad lebih berkuasa, Turki Usmani diperintah oleh para sultan dari keturunan Dinasti Utsmaniyah, yang ternyata pernah punya hubungan dengan Kerajaan Jawa.

Hubungan Kekaisaran Ottoman dengan Kerajaan Jawa

Hubungan antara Kekaisaran Ottoman dan tanah Jawa terungkap dalam pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Dalam pidatonya pada Kongres Umat Islam Indonesia ke-6 pada tahun 2015 di Keraton Yogyakarta, Sultan menyatakan bahwa Sultan Turki mengukuhkan Raden Patah sebagai Khalifatullah ing Tanah Jawa, perwakilan Khilafah Islam (Turki) untuk Tanah Jawa.

Sultan Turki menyerahkan bendera bertuliskan "Laa ilaha illallah" yang terbuat dari kain kiswah Ka'bah berwarna ungu kehitaman, serta bendera bertuliskan "Muhammadarrasulullah" berwarna hijau. Duplikat bendera ini disimpan di Kraton Yogyakarta sebagai pusaka, penanda keabsahan Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat.

Dalam Majalah Ilmiah Tabuah, Meirison, Zulvia Trinova, dan Yelmi Eri Firdaus dari UIN Imam Bonjol Padang, menerbitkan artikel yang berjudul The Ottoman Empire Relations With The Nusantara (Spice Island).

Dalam artikel tersebut, mereka mengungkap bagaimana Sri Sultan juga menyebutkan bahwa pada tahun 1903, saat kongres khilafah diadakan di Jakarta, Sultan Turki mengirim M Amin Bey yang menyatakan bahwa penguasa Muslim dilarang tunduk pada Belanda.

Berdasarkan dorongan Sultan, salah satu abdi Ngarso dalem Sultan Jogja kemudian mendirikan organisasi Muhammadiyah yang dipimpin oleh KH Ahmad Dahlan.

Aceh sejak masa Sultan Alauddin Riayat Syah (1537-1571) telah mengirim Husain Affandi ke Sultan Sulaiman Al Qanuni di Turki (1520-1566). Sementara Kerajaan Demak membangun aliansi strategis dengan Daulah 'Aliyah' Utsmaniyah (Sunni) di Turki untuk menghadapi dukungan Portugis dari Daulah Shafawiyah (Syiah) di Iran.

Baca Juga: Bagaimana Ikaria Tundukkan Ottoman dan Jadi Negara Merdeka Terkecil dalam Sejarah Dunia?