Maknanya bukan benar-benar sejarah. Keberadaan Sultan Algabah bahkan sosok Aji Saka sendiri dan cerita yang mengelilinginya masih dapat diperdebatkan.
Pidato Sri Sultan Hamengkubuwono X pada Kongres Umat Islam Indonesia ke-6 pada tahun 2015 di Keraton Yogyakarta juga menyatakan bahwa Sultan Turki mengukuhkan Raden Patah sebagai Khalifatullah ing Tanah Jawa, perwakilan Khilafah Islam (Turki) untuk Tanah Jawa.
Turki menyerahkan bendera berwarna Laa ilaha illallah yang terbuat dari kain kiswah Ka'bah berwarna ungu kehitaman, serta bendera bertuliskan Muhammadarrasulullah berwarna hijau.
Duplikat bendera ini disimpan di Kraton Yogyakarta sebagai pusaka, penanda keabsahan Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat.
Sri Sultan juga menyebutkan bahwa pada tahun 1903, saat kongres khilafah diadakan di Jakarta, Sultan Turki mengirim M Amin Bey yang menyatakan bahwa penguasa Muslim dilarang tunduk pada Belanda.
Berdasarkan dorongan Sultan, salah satu abdi Ngarso dalem Sultan Jogja kemudian mendirikan organisasi Muhammadiyah yang dipimpin oleh KH Ahmad Dahlan.
Aceh sejak masa Sultan Alauddin Riayat Syah (1537-1571) telah mengirim Husain Affandi ke Sultan Sulaiman Al Qanuni di Turki (1520-1566).
Kerajaan Demak membangun aliansi strategis dengan Daulah 'Aliyah' Utsmaniyah (Sunni) di Turki menghadapi dukungan Portugis dari Daulah Shafawiyah (Syiah) di Iran.
Sultan Agung Hanyokrokusumo melihat perlunya mengambil langkah lebih lanjut untuk memperkuat kerajaannya sebagai perwakilan sah kekuatan dunia Islam di Nusantara.
Begitulah Kekaisaran Ottoman dengan kekuatan militernya yang dominan, mampu mengontrol wilayah luas, menjalin hubungan diplomatik dengan berbagai bangsa, dan mengumpulkan pasukan untuk pertempuran mereka.
Di Timur, khususnya, mereka mendekati masyarakat setempat dan mengundang mereka untuk membangun aliansi kuat dalam menghadapi perang.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Kapan Sebenarnya Konstantinopel Berubah jadi Istanbul?
Pasukan Turki berhasil menembus penjajah Portugis di seluruh Nusantara, mulai dari Aceh, Selat Malaka, Jawa, Kerajaan Mataram, Kesultanan Bone, hingga Kepulauan Buru.
Pasukan Turki datang ke Nusantara juga dengan tujuan berdakwah dan membangun persaudaraan di antara umat Islam.***
Baca Juga: Sejarah Dunia: Kala Ratu Inggris dan Sultan Ottoman Jalin Hubungan Mesra