"Ternate menarik bagi Turki Utsmani yang sudah memiliki banyak informasi tentang Asia Tenggara dari Kesultanan Aceh."
Faktanya, Laksamana Utsmaniyah Kurtoğlu Hızır Reis berniat mencapai Jawa, Kalimantan, dan Ternate, tetapi terjebak dalam pertempuran dengan armada Portugis di Sumatra.
Hubungan antara Turki Utsmani dan Kerajaan Aceh
Pada 11 November 2013, ratusan koin emas kuno Kesultanan Aceh ditemukan di Desa Pande, Aceh.
Beberapa koin tersebut bertuliskan Alauddin Shah Mahmud Al-Kahar, Sultan Aceh, bersanding dengan Sulaiman I, Sultan Turki Utsmaniyah, yang membuktikan hubungan diplomatik antara Aceh dan Kekhalifahan Utsmaniyah sejak abad ke-16.
Aliansi Aceh-Utsmaniyah telah ada sejak tahun 1530-an.
Sultan Alauddin al-Qahhar berusaha mengembangkan hubungan ini untuk mengusir Portugis dari Malaka dan memperluas kekuasaannya di Sumatra.
Menurut Fernão Mendes Pinto, Sultan Aceh merekrut 300 tentara Utsmaniyah.
Setelah 1562, Aceh tampaknya menerima bantuan tambahan, yang memungkinkannya untuk menaklukkan Aru dan Johor pada tahun 1564.
Pemerintah Aceh berulang kali mencoba menyerang Portugis di Malaka dan tempat-tempat lain di Selat Malaka.
Serangan pertama terhadap Portugis terjadi pada tahun 1524.
Baca Juga: Mengenal Suku Bangsa Oghuz: Leluhur Kekaisaran Ottoman dari China