Tipu Daya Prometheus dan Ritual Pengorbanan Sapi dari Yunani Kuno

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 10 Agustus 2024 | 14:00 WIB
(Ilustrasi) Prometheus menjadi simbol kondisi hidup manusia yang luar biasa seru sekaligus menderita. (Pinterest)

Mekone juga nama kuno untuk kota Sicyon, dan di antara Sicyon dan Korintus terdapat dataran yang sangat subur yang terkenal akan kesuburannya - untuk menjadi kaya, yang harus Anda lakukan adalah memiliki tanah di antara Sicyon dan Korintus!

Jadi selain mengingat kenangan dewa dan manusia hidup berdampingan, Mekone membangkitkan citra kekayaan yang melimpah, dunia zaman keemasan yang kaya raya dan subur.

Mekone menjadi tempat di mana Hesiod mengatakan bahwa dewa dan manusia sedang bernegosiasi ketika Prometheus menyembelih seekor sapi besar dan membaginya dalam upaya untuk menipu Zeus. Dalam Theogony, ia disebutkan membuat dua porsi yang tidak sama:

"Untuk Zeus, dia menyiapkan daging dan isi perut kaya lemak yang diletakkan di kulit sapi dan dibalut dengan bagian perutnya. Tetapi untuk yang lainnya, dia menyiapkan tulang putih yang ditata rapi dan dibalut lemak berkilauan."

Ketika Zeus lebih memilih tulang karena tipuannya yang ditata rapi berkilauan, kisah ini menunjukkan paradoks besar tentang upacara pengorbanan.

Jika membunuh dan memasak hewan untuk pengorbanan adalah persembahan kepada para dewa, mengapa manusia menyimpan bagian terbaik untuk diri mereka sendiri?

Penting dicatat bahwa kisah Prometheus menawarkan solusi secara budaya yang memuaskan untuk dilema ini, karena orang Yunani hanya memakan daging yang disembelih dari ritual.

Adapun kisah Prometheus sendiri, terdapat ringkasan singkat berikut dalam koleksi mitos Yunani Apollodorus (c. 186–120 SM):

"Prometheus membentuk manusia dari air dan tanah dan memberi mereka juga api, menyembunyikannya dari Zeus dalam tangkai adas. Tetapi kemudian Zeus mengetahuinya dan mengutus Hephaestus untuk memaku tubuh Prometheus di Gunung Kaukasus (ini adalah gunung Scythian). Dia dipaku dan diikat selama bertahun-tahun. Setiap hari seekor elang menukik ke arahnya dan memakan hatinya, yang kembali tumbuh dan tumbuh setiap malam. Akibat pencurian api, Prometheus menanggung hukuman ini sampai kelak dibebaskan oleh Hercules."

Kisah dari Apollodorus sangat komprehensif dan mampu menyatukan serta menjelaskan berbagai bagian berbeda dari mitos Prometheus.

Namun, kelengkapan ini bisa menyesatkan, karena tidak ada orang Yunani dari periode kuno atau klasik yang pernah menemukan kisah Prometheus dalam versi yang sangat rasional dan komprehensif seperti ini.

Baca Juga: Mitologi Yunani Kuno Permulaan Sebab 'Kenapa Manusia Menderita?'