Nationalgeographic.co.id—Di dunia modern, sulit membayangkan hidup tanpa tulisan. Menyalin informasi melalui tanda simbolik telah menjadi pilar dasar bagaimana peradaban manusia dapat beroperasi.
Tanpa bahasa tulis, kita akan benar-benar tersesat. Bahkan, dapat dikatakan bahwa jika tulisan benar-benar hilang, peradaban akan runtuh! Begitulah pentingnya bahasan tulis. Lalu, kapan bahasa tulis mulai diciptakan? Peradaban kuno mana yang pertama kali menciptakan bahasa tulis?
Awal mula peradaban manusia
Manusia telah ada selama ratusan ribu tahun. Selama sebagian besar waktu itu, manusia hidup sebagai pemburu-pengumpul. Hidupnya bersifat nomaden. Waktu kemungkinan besar dilihat sebagai sesuatu yang berputar, bukan sebagai sesuatu yang memiliki awal dan akhir.
Keadaan ini berubah sekitar 15.000 tahun yang lalu. Mengapa ini terjadi adalah subjek perdebatan besar. Selama beberapa dekade, teori yang diterima adalah bahwa hal itu dilakukan karena kebutuhan untuk merawat tanaman. Pasalnya tanaman merupakan sumber makanan yang lebih produktif.
Ada penemuan yang lebih baru tentang alasan perpindahan dari masyarakat pemburu-pengumpul ke masyarakat agraris. Hal ini dilakukan karena keinginan untuk tetap dekat dengan tempat-tempat keagamaan. Oleh karena itu, kehidupan yang tidak banyak bergerak membutuhkan penemuan pertanian.
Apa pun alasannya, pertanian menghasilkan makanan dalam jumlah yang cukup. Jadi manusia tidak perlu lagi menghabiskan seluruh waktu mereka untuk bertahan hidup.
Oleh karena itu, mereka mengalihkan perhatian mereka ke kegiatan lain seperti tembikar, menenun, dan menjinakkan hewan liar. Akhirnya muncul kebutuhan untuk merekam bahasa. Sistem penulisan mulai dikembangkan.
Peradaban pertama
Peradaban pertama kali muncul di Timur Tengah sekitar Mesopotamia dan Sungai Nil di wilayah yang dikenal sebagai Bulan Sabit Subur. Peradaban awal yang lahir di sini menjadi masyarakat kompleks yang membutuhkan catatan tertulis agar masyarakat dapat dikelola.
Tentu saja, peradaban inilah yang menciptakan sistem penulisan pertama yang dikenal dalam sejarah. Peradaban Sumeria dan Mesir dianggap sebagai peradaban pertama dan kedua peradaban tersebut menciptakan sistem penulisan unik mereka sendiri.
Baca Juga: Selisik Krisis yang Jadi Penyebab Berakhirnya Peradaban Mesir Kuno
Hieroglif Mesir ditemukan tak lama sebelum 3100 SM. Sementara Bangsa Sumeria adalah yang pertama kali menuliskan kata-kata mereka sekitar 3500 SM.
Aksara Sumeria
Pertama kali digunakan sekitar 5.500 tahun yang lalu, aksara Sumeria adalah sistem penulisan tertua yang pernah tercatat. Aksara ini mengalami perubahan evolusi besar selama masa hidupnya dan dikenal sebagai aksara paku.
“Sistem ini dimulai sebagai serangkaian morfem logografik yang dianggap mewakili kebutuhan akan pembukuan,” tulis Greg Beyer di laman The Collector.
Kebutuhan untuk mengomunikasikan ide-ide yang lebih kompleks muncul. Maka aksara ini digunakan di luar tujuan administratif dan menjadi representasi tertulis dari bahasa Sumeria.
Aksara ini ditulis di tanah liat menggunakan stylus buluh. Kebutuhan untuk menulis lebih cepat menyebabkan penyederhanaan simbol. Gambar berevolusi menjadi ideogram yang mudah dikenali sebagai aksara paku dengan serangkaian garis dan irisan yang khas.
Tulisan tersebut juga berkembang hingga mencakup simbol suku kata, yaitu gambar yang mewakili bunyi, bukan kata. Kata-kata juga dapat ditulis melalui representasi fonetik, bukan melalui cara ideografis.
Contoh penggunaan modernnya adalah aksara Latin yang digunakan dalam bahasa Inggris atau suku kata Hiragana Jepang. Huruf atau suku kata tersebut mewakili bunyi, bukan sistem seperti bahasa Cina yang menggunakan ideograf untuk mewakili kata.
Aksara tersebut juga digunakan dalam bahasa lain. Ketika peradaban Sumeria digantikan oleh bangsa Akkadia, Babilonia, dan Asiria, aksara tersebut dilestarikan. Juga digunakan untuk mewakili bahasa-bahasa tersebut dan kekaisaran, kerajaan, serta masyarakat lainnya.
Bahasa Sumeria adalah bahasa pertama yang memiliki bentuk tertulis. Bahasa ini berasal dari masa ketika bukti arkeologi langka. Oleh karena itu menciptakan “panggung” bagi banyak teori dan perdebatan.
Meskipun demikian, dapat diasumsikan dengan aman bahwa lebih dari 5.000 tahun yang lalu, seorang Sumeria yang cerdas membuat tanda di tanah liat. Setelah itu, mereka memulai tren yang mengubah peradaban manusia selamanya.