Daun tradu yang hutan adat ini biasa dipakai sebagai pengganti bawang putih. Aromanya memang mirip bawang putih.
Lalu ada pula daun empangau yang biasa dipakai oleh masyarakat untuk melunakkan daging. Daun ini juga menjadi pengganti gula.
"Bentuknya itu kayak daun kunyit. Baunya kayak walang sangit, tapi rasanya manis," jelas La Ode.
Ada juga daun sengkubak yang menjadi pengganti micin. Rasanya gurih. Ada pula daun saksang yang juga dimanfaatkan sebagai penyedap rasa.
Dengan semakin banyaknya orang yang tahu keanekaragaman hayati di Kalimantan ini, maka diharapkan akan semakin tinggi pula rasa kepedulian dari masyarakat untuk menjaga tumbuhan-tumbuhan tersebut agar terhindar dari kepunahan.
Para peserta acara masak tersebut kemudian mencicipi berbagai masakan yang dihidangkan La Ode dengan bahan bumbu-bumbu dari hutan adat tersebut.
Rujak kalimantan hingga ayam bumbu hutan adat dihidangkan dengan nikmat. Maka maukah kita menjaga kenikmatan alam ini dari kerusakan?