Nationalgeographic.co.id—Berakhirnya Perang Punisia Kedua pada akhir abad ke-3 SM memicu dimulainya romanisasi Iberia. Jalan-jalan segera melintasi semenanjung dan kota-kota pelabuhan menjadi tempat penjualan berbagai macam barang.
“Mulai dari logam mulia dan makanan Romawi seperti bumbu fermentasi, garum,” tulis Alex Bird di laman The Collector. Monumen-monumen dari peradaban kuno Romawi pun tersebar di Spanyol.
Berkunjung ke Spanyol, Anda bisa melihat jejak-jejak peradaban kuno Romawi yang masih berdiri dengan kokoh.
Tembok Lugo
Di Galicia di ujung barat laut Spanyol, Lugo adalah sepetak wilayah Hispania yang sulit ditaklukkan. Julius Caesar bertempur melawan orang-orang Callaeci pada tahun 62 SM. Ia kembali ke Roma dengan mengeklaim bahwa penaklukan semenanjung telah selesai.
Namun, pertempuran di Spanyol Utara berlanjut selama 20 tahun. Bahkan hingga kini, Galicia memiliki identitas Celtic yang khas, yang sama dengan Brittany dan Irlandia.
Pada abad ke-3 Masehi, Lucus Augusti merupakan pusat pemerintahan di wilayah pertambangan emas. Saat itu, berabad-abad setelah penaklukan Hispania, masih ada ancaman dari kaum barbar dan kepala suku setempat.
Ancaman tersebut dianggap cukup parah. Kota itu pun dikelilingi oleh tembok setinggi hampir 2,1 km yang dilapisi batu tulis dan granit.
Menjulang setinggi 15,2 meter, terdapat lebih dari 80 menara, semuanya utuh. Semuanya dibangun dan dikonfigurasi dengan presisi, untuk menghindari titik buta.
Beberapa misteri berputar di sekitar bangunan ini. Salah satunya adalah mengapa area permukiman utama era Romawi ditinggalkan di luar pertahanan. Pada saat yang sama, area yang luas di dalam tembok menjadi lahan kosong pada abad ke-3.
Baca Juga: Selisik Peradaban Kuno yang Pertama Kali Menciptakan Bahasa Tulis