Melalui kejatuhan tragis Oedipus, Sophocles mengeksplorasi konsekuensi dari kesombongan dan keterbatasan pengetahuan manusia. Kesimpulan drama yang menghantui ini mengingatkan kita pada kekuatan takdir dan kerapuhan keberadaan manusia.
* "Antigone" karya Sophocles
Setelah peristiwa dalam Oedipus Rex, Antigone karya Sophocles mengeksplorasi konsekuensi bencana dari sebuah keluarga yang terbagi oleh kekuasaan dan ambisi.
Drama ini berpusat di sekitar konflik antara Antigone, putri Oedipus, dan pamannya Creon. Creon naik takhta setelah kematian kedua saudaranya dalam perebutan kekuasaan.
Ketika Creon memutuskan bahwa hanya Eteocles yang harus dimakamkan, Antigone menentangnya dan menguburkan saudaranya Polynices. Hal ini didorong oleh rasa tanggung jawabnya kepada para dewa dan keluarganya.
Tindakan pemberontakannya memicu serangkaian peristiwa tragis. Peristiwa tragis itu mengakibatkan kematian Antigone, tunangannya Haemon, dan istri Creon, Eurydice.
Antigone karya Sophocles mengangkat pertanyaan-pertanyaan yang kuat tentang hakikat keadilan, kesetiaan keluarga, dan batas-batas kekuasaan negara. Drama ini juga menawarkan pelajaran yang serius tentang konsekuensi destruktif dari kesombongan dan otoritas yang tidak terkendali.
* "Electra" karya Sophocles
Electra adalah tragedi dahsyat yang menyelidiki kompleksitas keluarga, kesedihan, dan balas dendam. Drama ini berpusat pada akibat pembunuhan Agamemnon oleh istrinya Clytemnestra dan kekasihnya Aegisthus.
Electra, putri Agamemnon, diliputi kesedihan dan dipenuhi pikiran untuk membalas dendam terhadap ibunya. Ketika saudara laki-lakinya Orestes kembali dari pengasingan, ia dan temannya Pylades menyusun rencana untuk membalas kematian ayah mereka.
Electra awalnya ragu-ragu, takut akan konsekuensi dari tindakan mereka. Akhirnya, ia setuju untuk membantu saudara laki-lakinya. Mereka bersama-sama melakukan pembunuhan dalam adegan yang dramatis dan klimaks.
Baca Juga: Mitologi Yunani: Kisah Menelaus dan Pengkhianatan Pemicu Perang Troya