2nd Indonesia Mountain Tourism Conference: Menuju Pariwisata Gunung yang Berkelanjutan

By Ade S, Selasa, 27 Agustus 2024 | 10:03 WIB
Suasana 2nd Indonesia Mountain Tourism Conference yang digelar di Dafam Hotel, Wonosobo, Jawa Tengah, 21-22 Agustus 2024. (Dokumentasi Main Outdoor)

Nationalgeographic.co.id—Perhelatan Indonesia Mountain Tourism Conference (IMTC) ke-2 yang digelar di Wonosobo, Jawa Tengah, 21-22 Agustus 2024, menjadi tonggak penting dalam upaya mengembangkan pariwisata gunung di Indonesia.

Acara yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan ini menyoroti pentingnya menerapkan prinsip-prinsip pariwisata hijau di kawasan pegunungan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, dalam sambutan yang disampaikannya secara daring menuturkan harapan agar Indonesia dapat menjadi surga pendakian gunung dunia.

"Kita berharap Indonesia menjadi surga pendakian gunung yang indah," ujarnya, sembari menekankan pentingnya penerapan pariwisata hijau di kawasan gunung dan pegunungan.

Senada dengan Sandiaga, Rahman Mukhlis selaku Ketua Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia juga menegaskan bahwa hal tersebut sesuai dengan tujuan utama IMTC 2024.

"Tujuannya memberikan sosialisasi, edukasi, dan pemahaman mengenai peran masing-masing seluruh pemangku kepentingan dalam mengembangkan wisata gunung di Indonesia yang maju, sejahtera dan bermanfaat untuk berbagai kegiatan," jelasnya.

Tema "green tourism in mountain region" yang diusung pada IMTC 2024 ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak.

Foto bersama para pembicara dan peserta 2nd Indonesia Mountain Tourism Conference di Dafam Hotel, Wonosobo, Jawa Tengah, 21-22 Agustus 2024. (Dokumentasi Main Outdoor)

Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi wisata gunung yang sangat besar dengan beragam ekosistem yang kaya.

"Wisata gunung memang aktivitas yang memanfaatkan kawasan geografis yang khas. Termasuk penduduk lokal yang menjadikannya aset yang luar biasa," ujarnya.

Itok Parikesit, Direktur Wisata Minat Khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, lebih lanjut menjelaskan pergeseran tren pariwisata dari kuantitas menuju kualitas.

"Quantity tourism kini bergeser menjadi quality tourism," ungkapnya. Ia menekankan pentingnya pengalaman perjalanan yang unik dan memuaskan bagi wisatawan, seperti paket gastronomi dan wellness tourism.