Langka! Prasasti Beraksara Han Ditemukan di Area Permakaman Lasem

By Agni Malagina, Minggu, 1 September 2024 | 08:05 WIB
Prasasti puisi beraksara Han pertama yang terletak di area bong Cina yang ditanami pohon jati di Desa Ngasinan, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang. Tak jauh dari Kawasan Cagar Budaya Kota Lama Lasem. Foto dibuat pada tanggal 8 Agustus 2024. (Agni Malagina)

Apabila dicermati lebih lanjut, puisi di atas menggambarkan perjalanan hidup dengan misi mencari kehidupan layak (kebaikan, kesuksesan, kesejahteraan) yang telah berakhir. Kematian menjadi penandanya dengan gambaran bahwa perjalanan melintasi sungai dan gunung nan jauh (ribuan li) telah berakhir.

Sambil terus bertanya di manakah letak sarang naga yang sesungguhnya. Hal ini juga sejalan dengan konsep menentukan lokasi lahan penting bagi empunya dengan menggunakan prinsip fengshui (hongshui) dengan penggambaran sungai, gunung, dan sarang naga.

Dalam prinsip fengshui, daerah terbaik adalah yang memiliki energi (qi) harmonis, dengan gunung sebagai simbol harimau dan sungai adalah simbol urat naga. Keduanya membentuk harmoni energi ‘yin’ dan ‘yang’ yang dipercaya merupakan simbol keselerasan, akan membawa keberuntungan bagi penghuninya atau empunya. 

Gambara area perbukitan dan pegunungan Lasem di sekitar tempat ditemukannya prasasti puisi beraksara Han di Desa Ngasinan. (Agni Malagina)

Selanjutnya, dalam puisi tersebut tergambar tempat di mana prasasti tersebut ditatah dengan gambaran sebuah tempat dikelilingi gunung-gunung berkilauan bak kristal nan indah. Tanah atau lokasinya ibarat tempat penting tempat berkumpulnya para pejabat istana yang datang diiringi lonceng gendering ditabuh berarak-arak. Dilingkupi puncak gunung-gunung tinggi mengelilinginya.

Hal ini menandakan bahwa lahan atau lokasi tersebut merpakan tempat ideal yang baik, tempat penting yang setara dengan tempat penting para menteri jaman kekaisaran di Tiongkok berkumpul, istana yang megah.

Di tempat inilah kehidupan selanjutnya akan penuh keberuntungan. Jikalau seseorang dimakamkan di tempat ini, keturunannya pun akan mendapatkan keberuntungan, kesejahteraan, dan mencapai karier tertinggi.

Selanjutnya, prasasti kedua panjangnya 216 sentimeter, setinggi 110 sentimeter, dan tebalnya 105 sentimeter berisi puisi satir yang dipahatkan pada batu dengen gaya aksara Tiongkok yang relatif lebih baru dibandingkan dengan prasasti sebelumnya.

Menarik bahwa prasasti kedua menggunakan bulatan sebagai penanda titik tanda baca, berbeda dengan prasasti sebelumnya yang tidak menggunakan tanda baca. Puisi di bawah ini memiliki 5 baris kalimat.

洞明笑兮  Dòng míng xiào xī  

Dong ming tersenyum miris sambil mendesah 

土氏看我是庸才 。tǔ shì kàn wǒ shì yōngcái.